Jumat, 27 Mei 2016

Bekerja dengan cinta



Yesus melaksanakan kehendak Bapa bukan karena terpaksa, tetapi karena cinta » Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Mat 26:39).

Dia memilih untuk ‘minum dari cawan yang diberikan oleh Bapa untuk membalas kasih Bapa dengan mencurahkan darah-Nya di kayu salib. Penderitaan-Nya yang begitu besar itu untuk membayar dosa-dosa kita.

Pengorbanan Yesus membawa sukacita bagi Bapa-Nya, bagi Yesus sendiri dan bagi umat manusia. Inilah kepenuhan sukacita yang dialami oleh Yesus.

Di kayu salib Kristus seolah-olah berkata kepada kita: “Ini adalah tanda kasih-Ku kepadamu, apakah tanda kasihmu kepada-Ku?”

Yesus menghendaki agar kitapun menerima dan melaksanakan tugas dan pekerjaan kita sebagai tugas perutusan dari Allah dengan cinta.

Untuk membalas kasih-Nya, kita pun harus menuruti perintah-Nya dengan mengasihi sesama sehingga mereka yang menderita dan putus asa dalam pergumulan hidupnya akan merasakan kasih Allah (Yoh 15:9-11).

Bila kita bekerja dengan cinta, kita akan bekerja dengan lepas bebas, gembira dan penuh tanggung-jawab. Kita akan menjadi kreatif dan terdorong untuk selalu berbuat lebih.

Dengan demikian, pekerjaan menjadi berkat dan bukan menjadi beban, seberapapun hasil dari pekerjaan kita, kita akan mengucap syukur atasnya sebagai berkat Tuhan. 

Hasil pekerjaan kita akan membawa sukacita bagi kita sendiri, bagi orang lain dan bagi Allah.

Ucapan syukur kepada Allah membuat iman kita bertambah dan kasih kita seorang akan yang lain makin kuat (2 Tes 1:3).

Jika engkau melakukan sesuatu, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan (1 Kor 10:31).

Ketika Tuhan memberikan sebuah misi, Dia selalu memasukkan kita ke dalam sebuah proses, sebuah proses pemurnian, sebuah proses kebijakan, sebuah proses ketaatan,sebuah proses doa (Paus Fransiskus).

Dalam menjalani proses kehidupan ini kita harus berada dalam suatu komunitas rohani yang benar agar iman kita dikuatkan ketika kita menghadapi pergumulan. Jadi, komunitas rohani sangat diperlukan untuk pertumbuhan iman (Ibr 10:25, 24; Kis 2:41-47).

Akan tetapi ada banyak orang yang menjadi pemberontak (Yes 30:1 » memasuki suatu persekutuan bukan oleh dorongan Roh-Ku). 

Mereka tidak mau menerima ajaran sehat dengan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya (2 Tim 4:3-4)

Ingatlah! Jika tubuh kita diberi makan makanan yang sehat maka tubuh kita akan sehat. Jika jiwa kita tidak diberi makanan yang sehat maka jiwa kita akan sakit. Makanan yang sehat untuk jiwa adalah firman Tuhan ( Yoh 1:1  - Firman itu adalah Allah1 Tim 6:3 - perkataan Tuhan kita Yesus Kristus

Fungsi komunitas: untuk pertemuan para sahabat Yesus, memperdalam iman melalui pengajaran-pengajaran Gereja, saling berbagi dan memberi kesaksian.

Di dalam komunitas jugalah Tuhan memberikan kawan-kawan sekerja sehingga kita memperoleh kekuatan dalam menjalankan misi yang telah diberikan kepada kita.

Jadi, sebagai kawan sekerja Allah, kita harus mempunyai kawan-kawan sekerja yang saling mendoakan dan berbagi pengalaman rohani (1 Kor 3:9; Flp 4:3; Kol 4:11).

(Sumber: Warta KPI TL No.133/V/2016 » Renungan KPI TL Tgl 28 April 2016, Ibu Suliani).