Senin, 04 April 2016

18.51 -

Mrk 6:45-52

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
 (Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 9 Januari 2019: Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 4:11-18; Mzm 72:2, 10-11, 12-13; Mrk 6:45-52

Rabu, 6 Januari 2016: Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan - Tahun C/II (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 4:11-18; Mzm 72:1-2, 10-11, 12-13; Mrk 6:45-52


Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 

Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 

(1) Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.

Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, (4) mereka mengira bahwa Ia adalah hantu (2), lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"

Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah (3). Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. 


Renungan


1. Yesus nahkoda hidup

(1) Yesus begitu peduli, Dia adalah seorang Gembala yang tidak menghendaki kawanan-Nya binasa. Namun, dalam keadaan takut para murid tidak mengenal-Nya (2).

Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan kita. Saat kita mengalami masalah besar, kita bingung dan tidak mampu keluar dari kesulitan yang kita hadapi, bahkan lari dari kesulitan itu.

Percayalah bahwa Yesus akan me-nahkoda-i bahtera kehidupan kita sehingga angin masalah pun reda dan lenyap (3). Dia menyapa kita melalui banyak cara demi keselamatan kita.

Ketika kita berteriak memohon pertolongan-Nya, Dia datang dalam diri sesama yang menawarkan bantuan kepada kita namun seringkali kita tidak mengenal-Nya. 

Oleh karena itu, izinkanlah Yesus naik ke perahu kehidupan kita. Berilah Ia tempat bagi kehidupan kita maka kita akan menyaksikan karya ajaib-Nya bagi hidup kita.


2. Tenang karena Tuhan

Dalam hidup kerap kali kita berhadapan dengan seribu macam persoalan. Tak jarang kita merasa cemas, gelisah dan takut.

Yesus mengajak kita untuk tidak pernah takut. Ia mengingatkan kita bahwa kuasa-Nya lebih besar dibanding persoalan-persoalan yang berlangsung di dalam dunia. Asalkan kita percaya dan berserah pada-Nya, kita benar-benar akan menjadi tenang dalam hidup.


3. "Hantu" - membawa dampak ketakutan dan kecemasan

Pengalaman tinggal bersama tidak serta-merta membuat kita saling mengenal satu sama lain. Para murid yang setiap hari makan bersama, mendengarkan pengajaran Yesus, menyaksikan mujizat, ternyata juga belum mengenal secara mendalam, siapakah Yesus yang sesungguhnya (4).

Setiap hari kita bergaul dan tinggal bersama dengan Yesus dalam doa pribadi, pembacaan Kitab Suci, perayaan Ekaristi dan dalam diri setiap orang yang kita jumpai. Yesus yang kita jumpai dalam pengalaman yang berbeda-beda mengajarkan tentang kasih, pengampunan, kerendahan hati, kesabaran, solidaritas dan berbagai nilai yang sangat penting dalam kehidupan bersama.

Namun, kita justru lebih suka menghidupi nilai-nilai yang dilarang oleh Yesus, seperti misalnya: kemarahan. balas dendam, kemalasan. suka menyebarkan berita bohong, ketidakadilan, keserakahan, kesombongan, tidak mau mendengarkan orang lain, berpikir negatif terhadap orang lain dan lain sebagainya. Ini adalah "hantu" kehidupan bersama karena membawa dampak ketakutan dan kecemasan. 

Sebagai guru dan Tuhan, Yesus menghendaki agar kita mau meninggalkan "hantu-hantu" tersebut. Jadi, marilah kita berusaha dan berjuang untuk meninggalkan "hantu-hantu" yang merusak hubungan kita dengan Yesus dan dengan orang lain.