Rabu, 04 November 2015

Masa depan cerah

Allah menjadikan dunia ini dengan memberi perintah pertama dan utama kepada manusia (Adam) untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden (yang sekarang kita hidup) ... semua pohon (usaha/keluarga kita) (Kej 2:15-16).

Kalau di dalam hidup ini kita terganggu oleh seorang anak/saudara kita, kita tanya siapa yang membuat itu, mungkin kita terlalu mempercepat rencana Allah sehingga masa depan berantakan. 

Contoh: MBA (Married By Accident - dosa diampuni, tanggung jawab tetap ada); ortunya kalau tidak memelihara, anaknya akan menjadi keras, suka membantah/berontak pada ortu, semaunya sendiri – masa depan hancur karena suka mempercepat rencana Allah.

Rumah tangga Kristen hancur, karena seorang pria tidak berfungsi sebagai kepala rumah tangga - maka ada kekurangan; pria hancur karena tidak pernah dipelihara istrinya (tidak pernah didoakan dll.). Kalau mempunyai dua anak atau lebih, yang satu pasti akan lemah (bukan lemah mental tetapi ada yang kurang). 

Masa depan kita akan cerah, kalau kita ada di dalam persatuan (mezbah keluarga).

Tuhan minta kita sadar dan sabar untuk benar-benar bisa mengikuti perintah-Nya; jangan menganggap saudara bodoh/tidak berharga - apa yang ... bagi dunia, dipilih Allah untuk ... ( 1 Kor 1:27-28).

Tetapi kalau kita benar-benar berhikmat maka Tuhan akan membantu kita untuk berkata-kata bahwa Yesus itulah sebenar-benarnya kehidupan, dan ketika kita memberitakan suatu kehidupan, maka hidup kita akan diberkati.

Resep agar mempunyai masa depan yang cerah (Ams 23:18-20)

- Masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang – memperoleh kehidupan kekal.

- ... dengarkanlah, dan jadilah bijak, tunjukanlah hatimu ke jalan yang benar – kehidupan kita harus sesuai dengan apa yang Tuhan nyatakan.

- ... peminum anggur – meskipun kita tidak minum anggur tetapi mabuk dengan duniawi; 

- pelahap daging – makan jangan sembarangan termasuk ngemil, meskipun bukan daging (secara harafiah); kalau pun kita mau makanan rohani pun, jangan terus-menerus setiap hari ke persekutuan doa ini dan itu tetapi rumah tangga berantakan.

Marilah kita belajar dari Abraham, Zakheus dan Daud:

- Ketika Tuhan menjanjikan akan menjadi Bapa bangsa, Abram (70 tahun) tidak berhikmat, sehingga terjadi anak yang dipercepat; meskipun Abraham sudah bertobat tanggungjawabnya ada - sampai sekarang anak itu menjadi masalah.

- Zakheus seorang yang kaya, badannya pendek, berusaha melihat Yesus dengan cara berlari mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon. Ketika Yesus melihatnya berkata: “Zakheus, segera turunlah, sebab Aku hari ini harus menumpang di rumahmu.” (Luk 19:1-10).

Janganlah menganggap diri kita kerdil karena mungkin kita ditutupi oleh dunia. Yang penting kita mendahului memanjatkan doa, memuji dan menyembah Tuhan (menarik perhatian-Nya) sehingga Yesus akan masuk ke dalam rumah kita dan membawa damai di hati. 

Kalau hati kita ada damai maka di keluarga/di usaha/di masa depan penuh dengan damai.

- Laki-laki Israel tingginya rata-rata 180 cm ke atas, harus menjadi tentara. Ketika seorang pendekar tentara Filistin (Goliat, tingginya 250 cm, memakai pakaian perang sehingga kelihatan lebih besar) menantang barisan Israel, tidak ada seorang pun yang berani menerima tantangan itu. 

Pada mulanya Daud dianggap sepele oleh kakaknya dan Saul. Sekalipun musuhnya besar Daud berani menerima tantangan itu, karena mendapat hikmat dari Tuhan. 

Karena tinggi Daud hanya 162 cm, maka baju perangnya kebesaran sampai ke lutut; diberi ketopong tembaga di kepalanya keberatan, akhirnya dia tidak memakai apa-apa. Tameng dan pedang yang membawa tentara lain karena Daud tidak kuat mengangkatnya (tidak memenuhi syarat tetapi tetap maju perang). 

Goliat keheranan melihat Daud yang kecil, lalu ia membuka ketopong tembaganya sehingga ada bagian tengahnya yang kosong. Itu bagian yang diumban dengan batu oleh Daud sehingga dia pingsan, lalu dibunuh dengan pedang – di situlah hikmat Allah dan Allah berpekara.

Ada 5 faktor yang membuat Daud mempunyai masa depan cerah:

1. Mengasihi dan memuji Allah (=memberkati) dengan serulingnya (Mzm 150:4).

2. Memperhatikan kedaulatan Allah dengan menyembah dalam doa dan kebenaran. 

3. Di dalam hidupnya selalu mengingat pertolongan Tuhan; dia percaya bahwa dulu dilindungi, sekarangpun juga (selalu bersyukur).

4. Tidak pernah mengandalkan diri sendiri.

5.Telah menerima urapan Roh Allah.

Ketika dibaptis, kita sudah diberi urapan Roh Kudus, tetapi belum tentu menerima urapan Roh Kudus (roh manusia harus bekerja sama dengan Roh Kudus agar menghasilkan buah Roh).

Contoh: diberi piano, tetapi jika tidak pernah dimainkan, maka akan menjadi hiasan saja.

Hidup ini akan begitu indah kalau Kristus ada di dalam pikiran/hati/jiwa kita dan kita ada di dalam hati-Nya. Maka iman kita harus sesuai dengan iman Roh Kudus yang sudah dimasukkan ke dalam hidup kita, sehingga masa depan kita akan menjadi indah.

(Sumber: (Sumber: Warta KPI TL No. 40/VIII/2007; Renungan KPI TL Tgl17 Juli 2007, Bapak Hanjaya).