17.22 -
*Kata*
Lidah
Lidah merupakan organ kecil dari tubuh manusia, fungsinya untuk merasa/mengecap makanan yang masuk dalam mulut/alat yang membantu pencernaan; dalam konteks hidup berkomunitas, fungsinya sangatlah penting terutama dalam mengungkapkan hubungan manusia dan Tuhan.
Lidah sebetulnya adalah bagian terakhir yang langsung menuangkan kata-kata atau isi pembicaraan, sementara kata-kata yang diucapkan itu bersumber dari hati dan akalnya.
Lidah itu bagaikan pedang bermata dua. Ia bisa menjadi alat yang menyakitkan bahkan mematikan, tetapi juga mendatangkan kebaikan dan membawa kehidupan/keselamatan.
Lidah bisa mewakili seluruh diri manusia (manusia yang berdosa/saleh):
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu (Mzm 34:14).
Lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari (Mzm 35:28).
Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku (Mzm 39:2).
Engkau merancangkan penghancuran, lidahmu seperti pisau cukur yang diasah (Mzm 52:4).
Lidah orang benar seperti perak pilihan (Ams 10:20).
Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan (Ams 12:18).
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati (Ams 15:4).
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya (Ams 18:21).
Lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar (Yak 3:3-5).
Tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan (Yak 3:8).
Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Tuhan di situlah Ia hadir, sabda Tuhan. Akan tetapi, di mana dua atau tiga orang berkumpul dan mulai bergosip di situlah Iblis hadir, di sana ada sabda iblis.
Dosa karena lidah itu tetap aktual dan akan tetap aktual karena lidah itu sulit dikendalikan. Yang paling sering terjadi dalam kehidupan bersama adalah menggosip dan menfitnah (semacam hobi rutin), biasanya karena iri hati dan cemburu.
Puncak dari kekuatan lidah adalah ketika lidah itu dipakai untuk memuji Tuhan dalam doa, nyanyian pujian, ucapan syukur ~ ungkapan hati yang dicetuskan melalui perkataan lidah kita untuk mengungkapkan kebaikan/keagungan Tuhan dan kuasa-Nya.
Marilah kita berusaha sekuat tenaga dengan bantuan rahmat Tuhan agar bisa mengendalikan kekuatan lidah yang mematikan itu dan mengarahkannya untuk memuji Tuhan, dan membangun kehidupan bersama dalam komunitas.
Di dalam banyak bicara pasti banyak pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi (Ams 10:19).
Di dalam banyak bicara pasti banyak pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi (Ams 10:19).
(Sumber: Warta KPI TL No. 47/III/2008; Lidah, Vacare Deo Edisi I/X/2008).