Selasa, 03 November 2015

20.22 -

Kesombongan



Kesombongan adalah hilangnya kerendahan hati, dosa yang sangat berbahaya, akar dari dosa-dosa yang lain; erat sekali kaitannya dengan pemberontakan dan karakter.

Ada 2 karakter dalam kehidupan kita:

1. Karakter Allahkerendahan hati.
2. Karakter Ibliskesombongan.

Pertama kali kesombongan hadir di sorga, di suasana yang damai. Ketika kekuasaan malaikat (Lucifer) begitu banyak di tangannya, lalu lupa diri bahwa segala sesuatu hanya ciptaan dari Allah, lalu dia memberontak dan Tuhan membuang dia bersama 1/3 dari pengikut-pengikutnya ke dasar bumi yang paling dalam (bdk 2 Ptr 2:4) – satu kali berbuat dosa tiada maaf, jadi iblis/setan.

Iblis ingin menyamai Allah (Yes 14:12-15):

Aku hendak naik ke langit – tidak puas dengan kedudukan yang dipercayakan Allah, ingin lebih lagi ... dengan menghalalkan segala cara.

Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang di langit – merasa lebih tinggi.

Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara – mengejar kekuasaan dan selalu memerintah, tidak mau melayani.

Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi – selalu meninggikan diri, ingin seperti Allah dalam hal kekuasaan.

Allah sangat membenci kesombongan:

Allah merendahkan orang yang angkuh, menyelamatkan orang yang menundukkan kepala (Ayb 22:29).

Ia tidak menjawab, oleh karena kecongkakan orang-orang jahat (Ayb 35:12).

... orang yang memandang dengan kecongkak Kaurendahkan (Mzm 18:28).

... orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tangung-tanggung (Mzm 31:24).

Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan dibinasakan. Orang yang sombong dan tinggi hati, aku tidak suka (Mzm 101:5).

Tuhan itu tinggi ... mengenal orang yang sombong dari jauh (Mzm 138:6).

Yang dibenci Tuhan ... mata sombong ... (Ams 6:16-17).

Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan ... kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat dan mulut penuh tipu muslihat (Ams 8:13).

Rumah orang congkak dirombak Tuhan ... (Ams 15:25).

Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan ... ia tidak akan luput dari hukuman (Ams 16:5).

Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang angkuh akan ditundukkan (Yes 2:11).

Kecongkakkan, keangkuhan ... hancur luluh sama sekali (Yes 16:6-7).

Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau ... (Ob 1:3)

Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati (Yak 4:6; 1 Pet 5:5-6).

Tetapi manusia jatuh dalam dosa satu kali masih ada pengampunan (tidak ada satu manusiapun yang tidak punya kesombongan); makanya iblis iri hati luar biasa dengan manusia dan sakit hati luar biasa dengan Tuhan

Dia mau melawan Tuhan tidak bisa, maka dia merusak anak-anak-Nya dengan menjauhkannya, sehingga Bapanya sakit hati.

Strategi iblis mendorong pada kelebihan kita bukan pada kelemahan kita, pada saat kita merasa sukses/sombong, diserang dikelemahannya.

Ciri-ciri kesombongan:

- Merasa tidak sombong Contoh: ahli Taurat merasa tidak buta; ketika dibilang buta, reaksinya marah sehingga hatinya sulit bertobat dan menjadi dosa kekal - tidak mengenal Yesus yang sudah hadir, masih menunggu Mesias yang dijanjikan.

- Merasa dirinya rendah hati – yang bisa mengatakan rendah hati itu orang lain dan Tuhan.

- Gampang tersinggung – kupingnya tipis.

Definisi kesombongan:

- Memandang diri lebih dari orang lain. Mudah melihat kesombongan pada orang lain dari pada diri sendiri.

- Sikap melawan Tuhan, artinya bermusuhan dengan Tuhan – memandang rendah orang lain, selalu melihat kesalahan orang lain, kurang waktu untuk memandang Allah.

- Punya pandangan terhadap diri lebih besar dari pada pandangan Allah terhadap dirinya.

- Ingin berdiri sendiri, terlepas dari Allah.

- Tidak mau kalah dan selalu membandingkan dengan dirinya.

- Senang kalau mendapati dirinya lebih hebat dari orang lain. Sebaliknya marah, kecewa, minder jika dirinya lebih rendah dari orang lain.

- Membenci orang yang disainginya.

- Merasa puas jika mendapati dirinya sudah lebih hebat dari saingannya.

- Berusaha menjatuhkan orang lain, merendahkan orang lain.

- Selalu mendambakan kata-kata manis/pujian dari orang lain. Puas kalau disanjung dan sedih kalau tidak ada yang menyanjung.

- Sulit ditegur, mudah tersinggung dan marah, jika dikritik apalagi bila bicara keras pada dia.

- Selalu berpusat pada diri sendiri, mengandalkan kekuatan sendiri.

- Dalam percakapan akan terlihat: selalu mengecam dan mengkritik karena merasa lebih baik dari orang lain.

- Akan mencari alasan untuk melawan siapa pun. 

Allah memanggil orang yang rendah hati (1 Kor 1:27-29)

- Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,

- apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,

-  apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.

Supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Contoh: kisah Gideon (Hak 6-8) – Ketika orang Median berkuasa atas orang Israel; Tuhan pilih Gideon untuk memimpin tiga puluh dua ribu orang Israel untuk menyerang orang Median sebanyak seratus tiga puluh lima ribu orang (berarti perang 1:4); 

Tuhan berkata: “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki ... jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku ... 

Siapa yang takut dan gentar biarlah ia pulang ...” “Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka minum air, Aku akan menyaring mereka bagimu ... 

Barangsiapa menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat (karakter tidak baikseakan-akan mau minum semuanya), 

semua orang yang berlutut untuk minum - menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang (karakter yang baiksabar).” Tuhan hanya minta tiga ratus orang untuk menemani Gideon berperang melawan orang Median yang berjumlah seratus tiga puluh lima ribu orang (1:450).

Anugerah itu bisa membelokkan semua hukum membuka semua pintu yang tertutup/membuat perkecualian. 

Tahap-tahap kesombongan menurut St. Bernadus dari Clairvaux

1. Rasa ingin tahu
2. Pikiran dan sikap sembrono
3. Suka bersenang-senang
4. Suka membual
5. Suka berbuat aneh-aneh
6. Suka menerima sanjungan
7. Kecandangan/presumsi
8. Pembelaan/pembenaran diri
9. Pengakuan yang tidak jujur
10 Pemberontakan
11 Berbuat dosa dengan bebas 
12 Kebiasaan untuk berbuat dosa 

Tanda-tanda kesombongan:

1. Merasa lebih penting dari orang lain
2. Mementingkan hak-haknya dari pada tanggung jawabnya, tidak mau melayani kalau tidak dilayani
3. Selalu melihat kelemahan orang lain
4. Sulit mengampuni
5. Rasa kasihan diri sendiri
6. Lebih takut pada manusia dari pada Tuhan
7. Tidak mau diajar
8. Mementingkan diri sendiri
9. Tidak mau mengakui kesalahan
10 Pelit/kikir

11 Menyakiti orang lain ... sinis
12 Berdasarkan pada hikmat/kepandaian sendiri
13 Sulit untuk taat
14 Tak sabar terhadap orang lain
15 Suka menceritakan kelemahan orang lain
16 Seringkali tidak puas dengan keadaan diri sendiri
17. Perlu dibujuk-bujuk kalau di minta melakukan sesuatu
18. Memberikan alasan sebelum melakukan sesuatu sebelum mulai
19. Kurang menghargai diri
20. Mengharapkan orang lain meminta pendapatnya

21. Menuntut orang lain harus sama dengan dirinya
22. Mudah iri hati
23. Seolah-olah menjamah kemuliaan Tuhan
24. Ingin selalu terlihat kuat dan gagah
25. Hanya mau tunduk pada keinginannya sendiri
26. Kurang setia kawan
27. Selalu menuntut kesempurnaan (perfeksionis)
28. Kurang tau berterima kasih
29. Mudah curiga dengan orang lain
30. Bersuka cita kalau orang lain menderita

31. Tidak mau menerima sesuatu dari orang lain
32. Tidak ada rasa hancur hati/kurang lemah lembut
33. Merasa memiliki kelebihan dalam hal berorganisasi
34. Merasa memiliki kelebihan dalam hal kebangsaan/suku
35. Merasa memiliki kelebihan dalam hal kekayaan
36. Kurang mampu melihat kebutuhan orang lain
37. Menuntut agar keluarga mendengan suaranya (mentang-mentang sudah bayar ... marah-marah)
38. Merasa memiliki dalam hal kepandaian
39. Seringkali merasa tanpa dia, sesuatu tidak akan berhasil
40. Secara sadar membuat dirinya berbeda dangan mereka

41. Merasa orang lain beruntung bila mengenal dia
42. Merendahkan diri secara sengaja/dibuat-buat
43. Membela kebenaran diri sendiri
44. Menganggap remeh pekerjaan yang harus dikerjakan (malas).
45. Tidak ingin disamakan dengan orang lain
46. Sukar untuk mengekspresikan perasaan/menyatakan perasaan
47. Suka mencampuri pekerjaan orang lain (jadi pengacau)
48. Berpikir ia punya jawaban atas semua masalah untuk semua orang
49. Tidak bisa rileks, selalu merasa tegang, akhirnya sulit bersifat wajar
50. Suka memusatkan perhatian pada pekerjaan
51. Suka menasehati orang lain tanpa diminta, tetapi tidak mau dengar nasehat orang lain

Kalau hal-hal di atas masih ada dalam kehidupan kita, mari kita berubah, datang pada Tuhan dan minta pengampunan atas kesombongan kita.

(Sumber: Warta KPI TL No. 39/VII/2007; Renungan KPI TL Tgl 14 Juni 2007 & 12 Juli 2007, Dra Yovita Baskoro, MM