Selasa, 10 November 2015

19.30 -

Bagaimana caranya kita berjaga-jaga




Yesus memberikan nasehat buat setiap kita untuk berjaga-jaga dalam rangka menanti kedatangan-Nya yang ke dua kalinya. 


Kalau Yesus yang kita rayakan di kandang Betlehem, datang sebagai seseorang yang lemah dan tak berdaya (miskin, nggak punya apa-apa). 


 Tetapi nanti Yesus akan datang sebagai sosok Raja di atas segala Raja (Allah yang berkuasa). Itu yang harus kita persiapkan untuk menghadapi kedatangan Tuhan yang ke dua kali.



Berjaga dan berdoa merupakan unsur pertama spiritual adven.

Banyak orang berpikir, kalau sudah dibaptis pasti masuk sorga, tanpa harus ngapa-ngapain. Alkitab mengatakan bahwa masing-masing orang dihakimi berdasarkan perbuatannya

Jadi setelah dibaptis, kita tidak boleh melakukan sesuatu seenaknya saja/biasa-biasa saja. Karena itu Yesus minta kita berjaga-jaga artinya kita tidak otomatis bisa masuk sorga karena setiap orang dihakimi berdasarkan perbuatannya. 

Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mereka mendengar, mereka tidak mengerti (Luk 8:10)


Yesus mengajarkan 4 perumpamaan bagaimana caranya berjaga-jaga (lih warta No. 29/IX/2006), agar kita dapat mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Yesus ketika Dia datang kelak.




1. Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Mat 24:45-51)


Berbahagialah hamba yang setia dan bijaksana ... diangkat menjadi pengawas oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberi makan (jasmani/rohani) pada waktunya ~ Pada waktu Tuhan mengangkat kita, kita harus tahu, Tuhan memberkati itu untuk apa bagi dunia.

Tapi seringkali kita salah dalam mempergunakan berkat yang Tuhan percayakan dalam hidup kita. Pada saat Tuhan mengangkat kita, ada harga yang harus kita bayar (zona kenyamanan).

Contoh: perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin (Luk 16:20-25) - Orang kaya ini masuk neraka karena melakukan dosa kelalaian (lih warta No. 24/IV/2006).

Jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa (Yak 4:17)

Yesus datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya; firman-Nyalah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman (Yoh 12:47-48).

Orang-orang mati berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab ... dihakimi menurut perbuatan mereka (Why 20:12). 

Contoh KS mengatakan: harus mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat 18:21-22), tetapi sampai menjelang kematian masih belum bisa mengampuni; ... memaksa berjalan sejauh satu mil, berjalanlah sejauh dua mil (Mat 5:41), banyak orang di dalam kantornya tidak mau mengerjakan bukan pekerjaannya, walaupun mempunyai waktu sisa.

Dibukanya kitab lain, yaitu kitab kehidupan, setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di situ, ia dilemparkannya ke dalam lautan api (Why 20:12, 15

» untuk masuk ke dalam sorga bukan karena perbuatan baik saja, tetapi juga karena anugerah keselamatan yang Tuhan berikan.

Kita harus berjaga-jaga/mempersiapkan diri sebaik mungkin. Kalau tidak saatnya Tuhan melakukan pengangkatan ... akan ditinggalkan (Mat 24:37-44

» orang hidup yang sudah bayar harga (menjadi pelaku-pelaku firman), melatih dirinya sedemikian rupa sehingga layak langsung berjumpa dengan-Nya; orang yang setengah-setengah bayar harganya masuk api penyucian dunia (diuji dengan begitu banyak penderitaan).


2. Perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat 25:1-13).

Minyak lambang urapan Tuhan. Ada orang yang diurapi, dia tahu bagaimana mempergunakannya sehingga Roh Kudus selalu bernyala-nyala dalam kehidupannya; ada yang cuek-cuek saja mempergunakan urapan yang dia miliki ~ mungkin dia sudah capai bertahun-tahun ikut Yesus tetapi mempelai kok tidak datang-datang juga.

Gadis yang bijaksana selalu mempersiapkan cadangan minyak yang berasal dari penderitaan/reaksi yang benar dalam menghadapi semua pergumulannya

Pada akhir zaman ini Tuhan akan menguji anak-anak-Nya seperti minyak yang dibakar di atas api. Siapa yang mau bayar harga dalam hidupnya, maka cadangan minyaknya terus bertambah. 

Orang yang punya cukup cadangan minyak adalah orang yang kuat di dalam Tuhan (sudah ditempa dan dididik Tuhan secara luar biasa), ciri-cirinya:

Orang yang belajar mengatasi kegagalannya. Misalnya: Kolonel Sanders (KFC).

Orang yang bisa mengolah hati dengan keberhasilannya. Misalnya: Inul Daratista – tidak sombong, tidak mengganti nama panggilan orang tuanya dan masih ingat kampung halamannya ketika Hari Raya.

Orang yang mampu mengatasi kepahitan dalam hidupnya. Ketika hati kita terluka, Tuhan tidak bertanya ‘siapakah yang menyakitimu?’ Tetapi Dia melihat reaksi kita (Bdk. Mat 15:11, 18-19).

Masa lalu tidak dapat diubah, tetapi kita bisa menghancurkan masa sekarang dengan kuatir masa depan (Bdk. Mat 6:34).


3. Perumpamaan tentang talenta (Mat 25:14-30) – masing-masing diberi sesuai kesanggupannya. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk iri hati dengan orang lain. Karena semakin banyak dipercayakan, semakin banyak diminta – engkau menghasilkan apa buat Kerajaan Sorga/engkau menghasilkan apa sehingga orang merasa mendapat mujizat.

Ada seorang hamba Tuhan waktu meninggal, di pintu gerbang sorga Santo Petrus berkata: “Tunggu dulu, engkau tidak boleh masuk.”

Pada saat menunggu, dia melihat seorang tukang becak dekat rumahnya disambut luar biasa, langsung masuk dalam sorga. Hamba Tuhan ini protes: “Santo Petrus, itu tukang becak, dia tidak pernah pelayanan. Aku pelayanan meninggalkan keluarga dan pekerjaanku. Kenapa dia masuk, aku tidak?” 

Jawab Santo Petrus: “Ya ... target tukang becak itu hanya satu, dan dia dapat itu. Sebelum meninggal dia tidur di becaknya. Ada seorang pengemis kehujanan; karena kasihan, dia turun dan menaikkan pengemis itu ke becaknya dan diselimutinya sambil dia menceritakan tentang Yesus. Malam hari itu juga si pengemis menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Sedangkan targetmu seribu jiwa, tetapi engkau hanya memenangkan lima ratus jiwa. Tunggu dulu di api penyucian.”


4. Perumpamaan kambing dan domba (Mat 25:31-46 – penghakiman terakhir). 

Kambing lambang dari orang Kristen yang tidak taat, selalu merasa berjasa dalam kehidupannya, mereka lupa bahwa segala sesuatu yang Tuhan berikan adalah anugerah

Domba lambang orang Kristen yang taat, tidak merasa berjasa dalam kehidupannya. Pada kedatangan Tuhan yang ke dua kalinya, Ia akan memisahkan domba dari kambing.

Berjaga-jaga dan berdoa merupakan salah satu latihan mendasar di dalam kehidupan rohani kita. Tanpa hati yang berjaga, manusia tidak mungkin maju di dalam kehidupan rohani.

Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba (Mrk 13:33)

Marilah kita melatih diri terus menerus, mengarahkan mata hati kita kepada Tuhan, sehingga sewaktu Tuhan datang mengambil kita dari dunia ini, kita sudah siap untuk pulang ke rumah Bapa.

(Sumber: Warta KPI TL No. 44/XII/2007; Renungan KPI TL Tgl 6 Desember 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).