Rabu, 11 November 2015

Badai Cobaan



Ada sebuah legenda tentang seorang bangsawan Jerman yang mempunyai sebuah istana di perbukitan di tepi sungai Rhein.

Sebagai seorang pencipta musik, ia memasang beberapa kawat di antara menara di kuilnya dengan harapan kalau-kalau angin akan menggetarkan kawat-kawat itu sehingga menghasilkan musik. Tetapi desiran angin sungai Rhein tidak menghasilkan suara sedikit pun.

Pada suatu malam, terjadilah badai hebat di lembah itu. Badai yang dahsyat menerpa istana bangsawan itu. Bahkan gunung-gunung sekitar pun tampak terguncang.

Sang bangsawan membuka tirai jendela untuk mengawasi perkembangan badai itu, dan dalam keheranannya, ia mendengar alunan musik yang merdu.

Sekarang kawat-kawat itu mendesing bagaikan petikan senar gitar. Kawat-kawat memerlukan badai untuk menghasilkan musik yang merdu dan indah.

Tidakkah demikian halnya yang terjadi dengan kita? Pada saat-saat menikmati kelimpahan kekayaan, hanya sedikit keindahan rohani yang terlihat dalam diri kita.

Tetapi ketika Allah mengizinkan adanya pencobaan, Ia dapat membuat musik yag merdu dan indah keluar dari diri kita; hal yang tidak pernah kita harapkan keluar dari badai cobaan.

Ya! Milikilah sebuah kesadaran bahwa Tuhan tidak pernah memiliki maksud jahat dengan mengizinkan badai dalam kehidupan kita. Justru di sanalah akan menghasilkan keindahan iman kita.

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaanujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Supaya kamu menjadi sempurna dan utuh
dan tak kekurangan suatu apapun (Yak 1:2-4).

(Sumber: Warta KPI TL No. 45/I/2008; Badai Cobaan. Cakrawala Agustus 2007).