22.54 -
*Hidup rohani*
Pola Hidup Kristiani
Manusia diciptakan oleh Yang Ilahi dan Ia menghendaki agar seluruh hidup manusia tertuju kepada-Nya. Karena manusia itu berasal dari Yang Ilahi (Tuhan) dan akan kembali kepada Yang Ilahi pula maka manusia menyebut dirinya makhluk ilahi.
Ketika menjadikan manusia, Tuhan juga mengaruniakan kepadanya “kehendak bebas”, yang dilengkapi dengan “akal budi” dan “hati nurani”.
Dengan karunia itu, manusia menjadi makhluk “otonom” yang berdasarkan kemampuan akal budi dan hati nurani ia bebas menentukan dan memilih perjalanan hidupnya sendiri.
Di lain pihak, sejak hubungan manusia pertama dengan Tuhan terluka, kecenderungan manusia kepada yang jahat menjadi warisan turun-menurun. Padahal kejahatan adalah medan kerja iblis/setan.
Jadi boleh dikatakan manusia ada dan hidup di dalam atau di antara Kekuatan Ilahi dan Kekuatan Iblis/Setan, di antara kebaikan dan kejahatan. Dan berkat kehendak bebas, manusia memilih mana yang tepat baginya.
Karena itu pola hidup manusia dari masa ke masa dapat digolongkan dalam tiga pola yang menentukan perilaku manusia itu sendiri.
1. Pola Hidup Iblis/Setan
Setan selalu menghantar manusia kepada kejahatan. Bagi setan, kebaikan harus selalu dibalas dengan kejahatan. Segala sesuatu yang baik menjadi sandungan. Apalagi kejahatan …? Tentu akan dibalas dengan kejahatan yang lebih jahat.
2. Pola Hidup Manusia
Manusia di satu pihak merupakan makhluk ilahi tetapi di pihak lain memiliki kecenderungan dasar yang jahat (Rm 7:18). Karena itu, kenyataan menunjukkan bahwa manusia sering membalas kebaikan dengan kebaikan tetapi kejahatan akan dibalas juga dengan kejahatan.
3. Pola Hidup Ilahi
Bagi kita, pola hidup ini bersumber dari Firman Tuhan:
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? (Mat 5:48).
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang/hendaklah kamu memberkati, karena itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat (Rm 12:17; 1 Pet 3:9).
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Rm 12:21).
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia (Rm 13:10).
Hidup harus seperti mezbah, apapun yang ditaruh di atasnya pasti terbakar habis = ketika Tuhan memberikan dan memintanya kembali harus diberikan kembali tanpa syarat.
(Sumber: Warta No. 28/VIII/2006 » Pola Hidup Kristiani, eRKa edisi 14/Tahun II).