19.25 -
*Keluarga*
Otoritas Keluarga
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, memberkati mereka (laki-laki dan perempuan) supaya berkuasa atas ... – jadi otoritas itu tidak bisa diterima sendiri-sendiri (Kej 1:26-28).
Keluarga adalah lembaga buatan Allah yang pertama. Bahkan Allah berfirman: ‘Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ (Mat 19:6).
Untuk bisa membuat orang itu mewakili sifat/karakter Allah; Allah perlu 2 pribadi laki-laki dan perempuan – kalau disatukan akan menjadi gambar Allah.
Seorang anak akan lebih mudah mengenal cinta Bapa dengan baik, kalau dia hidup di tengah-tengah keluarga yang baik; belajar kasih dari ibu dan disiplin dari bapanya.
Jika keluarga hidup tak benar maka otoritas atas sumber berkat (kekayaan alam/nafkah/ekonomi) itu hilang - akan hidup sebagai orang biasa, bukan sebagai anak-anak Allah yang punya otoritas.
Kalau bekerja, ya ... dapat penghasilan - diberi hujan dan berkat umum lain-lain, tetapi semuanya itu harus dengan kerja keras.
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi
dan duduk-duduk sampai jauh malam ,
dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah.
Sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya
pada waktu tidur.
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya,
susah payah tidak akan menambahinya.
Anak cucu orang benar akan diberkati.
Harta, kekayaan dan kebajikan tetap untuk selama-lamanya.
(Mzm 127: 2; Ams 10:22; Mzm 112:1-3)
Tidur yang bagaimana yang diberkati Tuhan? Tidur pulas karena ketulusan hati (melakukan urusan sewajarnya dan tidak curang - Mzm 112:1-5) di dalam kasih akan suami dan istri.
Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut,
yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
Seperti embun gunung Hermon yang turun
Ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab di sanalah berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
(Mzm 133:1-3)
Tuhan akan mencurahkan berkat jasmani dan rohani yang luar biasa/berkat pengurapan yang dahsyat di tempat yang ada kerukunan.
Seperti minyak yang baik meleleh dari kepala sampai ke leher jubah - zaman dulu seorang imam rambutnya tidak boleh dicukur dan jubahnya berlapis-lapis.
Gunung Hermon (dekat Syria) sampai gunung Sion (Yerusalem) jauh sekali + 20 km.
Kenapa ada orang sudah menabur, tetapi tidak menuai?
Mereka menabur di dalam kegelapan/dengan cara sembunyi-sembunyi/tak sewajarnya – banyak suami-suami bergitu murah hati dermawan, belas kasihan dan suka menolong, namun ketika istrinya tahu segera bertengkar dengan suaminya (tidak sehati menabur, itu menghalangi berkat). Demikian juga sebaliknya. Karena itu belajarlah menabur dengan benar.
Marilah kita belajar hidup dari Ishak dan Ribka
Mengapa Ishak pewaris tunggal, generasi pertama dari Abraham tetapi tidak menerima janji/otoritas atas sumber kehidupan itu? Padahal Allah pernah bersumpah demi diri-Nya sendiri, akan memberkati Abraham dan keturunannya; bahkan Ishak menjadi saksi hidup di puncak bukit Moria (Kej 22:15-18, 2).
Karena Ishak tidak memperlakukan Ribka sebagai istrinya di depan umum, demi keselamatannya. Dia mencontoh bapanya (Abram), mengakui istrinya sebagai saudaranya, karena takut dibunuh (Kej 26:7; 12:12). Jadi karakter/apa pun yang ada di orang tua kalau tidak dipatahkan akan turun.
Bagaimana caranya agar otoritas itu bisa diterima kembali?
Setelah beberapa lama (memerlukan waktu, tidak instant/cepat) ... dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka – terjadi pemulihan pernikahan mereka (ada kesehatian, ada damai sejahtera, ada kasih). Di dalam orang yang sehati sepikir dia akan meminimalkan dosa. Janji Allah tercurah di dalam hidupnya, karena dia tidak merusak disign yang Allah berikan.
Menaburlah Ishak ... dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan. ...menjadi kaya, bahkan kian kaya- otoritas itu dikembalikan (Kej 26:13; 26:12b).
Sesudah Ishak dan Ribka pernikahannya dipulihkan maka mereka diberkati
Keamanan pernikahan mereka (Kej 26:11).
Panen yang berhasil 100 x lipat (Kej 26:12).
Semakin kaya dan sangat kaya (Kej 26:13).
Pemulihan hubungan kisah Ishak dan Ribka ini berakhir bahagia dan menjadi pelajaran yang berarti bagi kita.
Apakah saat ini dalam pernikahan saudara masih seperti sebagai kekasih/ masih ada cinta mula-mula (anggurnya manis - diberkati); atau cinta suami istri sudah seperti saudara (anggurnya sudah asam - tidak diberkati)?
Jika anggurnya sudah asam, perlu mencari akar permasalahannya. ‘Apakah itu masalah ke-uang-an, kekecewaan, tak diperhatikan, disalahkan didepan umum, direndahkan atau penolakan sex?’
Pemulihan hubungan akan terjadi jika ada keterbukaan, kerendahan hati untuk minta maaf – ada kebesaran hati untuk mengampuni dan komitmen untuk memulihkan hubungan. Jika ada masalah selesaikan dan bicarakan dengan pasangan, jangan dengan orang lain.
Banyak suami-suami telah melukai hati istrinya dengan perlakuan seperti Ishak. Wanita butuh pengakuan dan perlakuan di muka umum yang menunjukkan bahwa suaminya mengasihinya, menghormatinya, memperlakukan sebagai wanita terkasihnya sebagai teman hidupnya bukan hanya sebagai teman tidurnya. Demikian juga sebaliknya banyak istri-istri tidak lagi menghormati suaminya.
Masalah hubungan seksual suami istri ini harus diselesaikan/dibicarakan secara jujur dan terbuka. Sex itu kudus ‘ciptaan Allah’ adalah pernyataan kasih antara suami istri di dalam pernikahan - harus dilakukan dengan senang hati.
Ada laki-laki sering uring-uringan untuk hal-hal yang kecil, sebenarnya kalau mau jujur, hal itu karena berpangkal pada penolakan sex yang melukai hati, ketika istri tidak melayaninya dengan sepenuh hati (frigid).
Ada istri-istri yang merasa tak disayang suaminya karena tidak pernah disentuh atau terlalu sering dipaksa.
(Sumber: Warta KPI TL No. 33/I/2007; Renungan KPI TL Tgl 23 November 2006, Dra Yovita Baskoro, MM).