Jumat, 30 Oktober 2015

20.43 -

Kenaikan Yesus ke Sorga

Kalau kita bicara tentang hari-hari raya besar Kristen, maka kenaikan Kristus ke sorga tidak sepopuler Hari Raya Natal. Padahal kenaikan Kristus ke sorga merupakan inti dasar iman kita - jika Ia tidak naik ke sorga maka orang percaya tidak memiliki kepastian, karena Kristus hanya sekedar janji dan tidak pernah menggenapi janji-Nya.

Kristus adalah Allah, bukan hanya seorang nabi. Nabi melakukan kegiatan-kegiatan panggilannya tetapi kemudian ia mengakhirinya dengan kematian (karena yang berasal dari debu/tanah akan kembali kepada debu/tanah; dan apa yang berasal dari sorga akan kembali ke sorga). Dia memang mati lalu bangkit dari kematian (naik ke sorga).

Kristus itu Juru Selamat. Dia naik ke sorga untuk menjadi Pembela buat kita dan Dia membuktikan bahwa Dia adalah Allah di atas segala allah, Tuhan di atas segala tuhan (menjadi Juru Syafaat buat kita). 

Kristus naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita – kita punya kepastian bahwa kekristenan bukan sekedar agama, tetapi merupakan jalan untuk seseorang masuk, melihat, dan mengalami sorga, rumah Bapa yang kekal – kita punya hubungan yang akrab dengan Bapa (kalau berdoa diajarkan untuk memanggil Tuhan sebagai Bapa).

Jika Ia tidak naik ke sorga, maka Alkitab hanya buku biasa (hanya mengajarkan cara untuk berbuat baik saja). Padahal firman Allah penuh kuasa - lewat setiap firman, hidup kita diubahkan.

Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (Mat 24:35)

(Sumber: Warta KPI TL No. 37/V/2007; Kenaikan Yesus ke Sorga, Jamahan edisi XI/Mei 2007).