Kamis, 29 Oktober 2015

21.29 -

Kelimpahan adalah Upah



Informasi yang benar tentang ekonomi alkitabiah sangatlah penting bagi kesejahteraan orang-orang percaya. Bagaimana setan menggunakan ketidak tahuan gereja tentang kemiskinan untuk mencegah orang-orang Kristen mempunyai suara yang penuh di muka bumi.



Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10).

Banyak sekali orang di akhir zaman menjual anugerah keselamatan (meninggalkan Yesus) karena pekerjaan/jabatan/kekuasaan/manusia.

Karena mereka belajar Alkitab hanya untuk mempunyai pengetahuan dan motivasinya untuk mendapatkan berkat bukan untuk memahami dan mengenal Allah (Hos 4:6; Yer 9:24). 

Jadi motivasi itu harus dimurnikan/diluruskan dalam kehidupan kita, sehingga Allah yang Maha Baik itu melihat hati kita dan membalaskan apa yang kita lakukan.

Tanpa pengenalan yang benar tentang Allah/rencana Allah/kelimpahan yang harus diterima maka kekuatan kemiskinan yang menghancurkan akan merampok dari banyak berkat yang sudah Tuhan sediakan buat anak-anak-Nya. 

Sifat miskin dapat menghancurkan dan mempengaruhi banyak gereja termasuk anak-anak Tuhan.

Ada yang diberi kelimpahan – semakin bersemangat melayani Tuhan/lupa pada Tuhan (Tuhan sorry ya... saya sibuk sekali).

Ada yang diberi penderitaan – semakin mencari Tuhan/tidak mencari Tuhan.

Tiap orang berbeda karakternya, maka Tuhan memberi ilustrasi tanah liat yang dibuat oleh tukang periuk. Tuhan akan memangkas karakter kita melalui sesama, agar karakter kita semakin indah di mata-Nya.

Apabila bejana, yang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku (Yer 18:4, 6).

Kelimpahan yang diberikan Tuhan adalah upah dari setiap apa yang dilakukan oleh manusia - pemberian kita yang murah hati/pelayanan kita yang setia kepada Tuhan membuat kita berhak atas kelimpahan yang lebih besar dari pada apa yang kita alami sekarang, dan segala sesuatunya akan dibuat Tuhan menjadi beda.

Bagaimana pergaulan kita menentukan kelimpahan dalam hidup kita - menghindari orang fasik (jahat), orang berdosa, orang pencemooh, kesukaannya merenungkan Taurat (lectio devina) – apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mzm 1:1-3).

Renungkanlah Taurat ini, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri – perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung (Yos 1:7-8).

Selama Raja Uzia mencari Tuhan - Allah membuat segala usahanya berhasil (2 Taw 26:5).

Melakukan apa yang benar di mata Tuhan (secara radikal), percaya kepada Tuhan, Allah Israel, berpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia, berpegang pada perintah-perintah Tuhan – maka Tuhan menyertai Raja Hizkia, ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung (2 Raj 18:3, 5, 7).

Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikan tetap untuk selamanya (Mzm 112:1-3)

Kelimpahan demi kelimpahan sebenarnya adalah ujian yang Tuhan berikan, apakah kita mampu ketika dipercaya untuk memegang harta sorga yang luar biasa dalam kehidupan kita.

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yak 1:17).

(Sumber: Warta KPI TL No. 34/II/2007; Renungan KPI TL Tgl 18 Januari 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).