Minggu, 25 Oktober 2015

03.32 -

Izinlan Tuhan Mengubah Hatimu



Tubuh kita adalah bait Allah, karena Roh Allah diam di dalam kita (1 Kor 3:16). Maka harus waspada dan berjaga-jaga (jangan tidak sadar) akan hal itu. Perbuatan kita pada orang lain merupakan sikap hati kita pada Allah.

Tuhan pakai sesama untuk mengubah hati kita – jika tidak mengasihi diri sendiri secara berlebihan proses cepat selesai.



Segala yang menjengkelkan, Tuhan izinkan hadir di dalam kehidupan untuk memproses agar menjadi indah (Yer 29:11 – rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan).


Tidak ada hati baru, jika tidak mengizinkan Tuhan membongkar tuntas hati yang jahat. Tidak ada pengurapan baru, jika hati kita tidak berubah menjadi yang lain.

Orang yang rindu dipakai Allah, hatinya harus lurus tanpa syarat dihadapan Allah.

Hati tidak otomatis baik dihadapan Allah, selalu jatuh bangun. Jadi harus dididik sedemikian rupa agar bisa menjadi lebih baik.

Jika kita hanya melakukan aktifitas bukan kehidupan rohani, akan menjadi seteru salib Kristus.

Ada 4 hal yang harus kita mengerti bahwa kita adalah bait Allah:

1. Jangan takut.

2. Hati-hati dengan ucapan, karena Roh Allah adalah pencipta, jadi ucapan mempunyai daya cipta (keadaan kita hasil dari ucapan kita).

3. Tuhan pasti mendengar doa kita. Kalau Tuhan tidak menjawab sesuai dengan hati kita, pasti mempunyai alasan. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33).

4. Rawatlah rumah Tuhan itu dengan baik agar Tuhan dapat pakai secara maksimal.

Cara merawat bait Allahharus bergaul dengan Allah secara benar” – pergaulan menentukan bagaimana kehidupan kita. Misalnya: Saul – bergaul dengan para nabi, maka Tuhan mengubah hatinya menjadi lain (1 Sam 10:6-13).

Karena manusia melanggar perintah Tuhan, maka manusia cenderung berbuat jahat. Pengetahuan yang jahat itu masuk karena ada contoh dari ortu/pergaulan.

Setan mengganggu manusia dengan cara:

1. Dari luar: lewat mata dan telinga ( jendela jiwa) – lewat pikiran - baru turun ke hati.

2. Dari dalam: dari hati - naik ke kepalaturun ke mulut. ... karena dari hati timbul pikiran jahat (Mrk 7:21). Misalnya: iri hati, jengkel.

3. Tidak dapat mengganggu secara fisik, kecuali orang itu tidak dapat diganggu lewat pikiran/hati. Misalnya para kudus.

Segala sesuatu yang dirancang iblis dapat diubah Allah menjadi kebaikan.

Maka ... bersyukurlah ... izinkan Allah mengubah hati kita sehingga menyerupai Kristus. Misalnya:

Daud – berdosa (membereskan dari dalam dan luar ) - bertobat.


Yudas – tidak pernah membereskan dari dalam dihadapan Allah – menyesal lalu bunuh diri.

Jika hati lurus/setia/tidak ada kepincangan, tidak ada mantera yang mempan. Allah menjadi Juruselamat dalam segala kesesakan, mengangkat dan menggendong. Tetapi jika memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia akan menjadi musuhtidak ada bagian dalam Kerajaan Sorga. Maka izinkanlah Tuhan membongkar hati yang paling dalam, maka tidak ada satupun yang dapat dilakukan iblis. 


(Sumber: Warta KPI TL No. 26/VI/2006; Renungan KPI TL tgl 11 Mei 2006, Dra Yovita Baskoro, MM). 


Ada sebuah pameo di masyarakat yang berpendapat bahwa: “Orang itu mulutnya jahat tapi hatinya baik.” Ada sebagian orang setuju dan ada yang tidak setuju dengan pameo tersebut. 

Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik (Tit 1:15-16). 

Jika tidak ada kepincangan di hati (Bil 25:1-3 » mencondongkan hati kepada dewa-dewa yang disembah) maka tidak ada mantera ataupun tenungan yang mempan karena Tuhan menyertai kita (Bil 23:21-23; Rm 8:31 » Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?). 

Jadi, janganlah hanya melakukan kegiatan rohani saja agar kelihatan kudus, tetapi kita harus mendidik hati kita sedemikan rupa agar bisa menjadi baik sehingga Tuhan bisa mengubah hati kita (Yeh 11:19b - Aku akan mengambil darimu hati yang keras dan memberikan kepadamu hati yang taat). 

Walaupun kita sudah dibaptis dan bertahun-tahun menjadi Kristen, hati kita bisa jahat di hadapan Allah (Kis 8:9-23 - Simon dibaptis, senantiasa bersama-sama dengan Filipus, ... hati telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan). 

Kenapa manusia cenderung untuk berbuat kejahatanKarena Iblis selalu menawarkan yang kelihatannya baiktetapi sebenarnya "tidak baik" (Mat 4:9). 

Orang yang rindu dipakai oleh Tuhan, hatinya harus mau dibongkar oleh-Nya (Yes 63:8-10; 1 Sam 10:6-13 » Allah mengubah hatinya menjadi lain, berubah menjadi manusia lain) agar pemberontakan kita tidak membuat Roh-Nya berduka, dan bersedia diluruskan oleh Tuhan agar suatu saat tidak akan menjadi seteru salib Kristus (Flp 3:18). 


(Sumber: Warta KPI TL No.157/V/2018 » Renungan KPI TL Tgl 5 April 2018, Dra Yovita Baskoro, MM).