Jumat, 30 Oktober 2015

04.09 -

Hukum Penuaian

Banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa menerima penggenapan janji Allah dalam kehidupannya, karena mereka tidak mengerti hukum-hukum Allah.

Jika kita mengerti hukum-hukum penuaian dan menggunakannya, maka hukum ini menghasilkan tuaian dalam kehidupan kita.

Tuaian kita bergantung kepada

- Sorga yang terbuka – bawalah seluruh persembahan ... Aku membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berlimpahan (Mal 3:10). Apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang bisa membukanya (Yes 22:22; Why3:7).

- Kehidupan yang saleh – harus memiliki hati seorang hamba.

- Pemberian yang murah hati – berilah dan kamu akan diberi ... Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu (Luk 6:38).

- Waspada dengan tipu daya iblis.

Ada 12 hukum Tuhan tentang penuaian

1. Harus menanam benih 

Pemberian kita tidak dapat berlipat ganda menjadi suatu tuaian kecuali kita menaburnya – ‘biji ... (gandum, kacang, jagung dll. - benih jasmani/benih keuangan) jatuh ke dalam tanah dan mati ... akan menghasilkan banyak buah’ (Yoh 12:24).

2. Harus menganggap benih yang ditabur tidak berguna (memberi tidak mempunyai perhitungan dalam pikiran/tidak boleh pamrih dengan Tuhan). 

Contoh: ‘Aku tidak mau mempersembahkan kepada Tuhan Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa (2 Sam 24:24) – Daud tahu bahwa korban persembahan yang dia tidak bayar, tidak akan membawa peningkatan dalam hidupnya. 

Orang-orang Kristen seringkali membuat kesalahan dalam memberi karena pakai syarat-syarat tertentu dalam hati/pikiran mereka, 

Contoh: banyak orang membeli buku-buku/kaset-kaset rohani dan berpikir akan menuai secara keuangan dari uang yang mereka bayarkan untuk barang itu (padahal membeli untuk keperluan pribadi). 

Membeli sesuatu tidaklah sama dengan memberikan persembahan, contoh: seorang petani tidak dapat menuai padi jika menanam nasi.

3. Harus menanam apa yang kita harapkan untuk dituai

Benih yang kita tabur selalu menentukan jenis tuaian yang kita tuai – ‘apa yang ditabur... itu juga yang akan dituainya’ (Gal 6:7).

Tidak peduli bagaimana besarnya kebutuhan kita/bagaimana tulusnya kita dalam melayani, jika ingin mengalami tuaian keuangan, kita harus mematuhi hukum ini – berilah dan kamu akan diberi ... Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu (Luk 6:38).

4. Menentukan ukuran tuaian, ketika kita menabur benih

Tuaian tergantung taburan - ‘menabur sedikit ... menuai sedikit, menabur banyak...menuai banyak’ (2 Kor 9:6).

Tuhan menginginkan kelimpahan dalam hidup kita, sehingga kita dapat memenuhi semua keperluan kita dan dengan sukacita memberkati dan orang lain yang memerlukan. 

Karena kita adalah milik Kristus, kita adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah – ‘Aku akan memberkati engkau ... dan engkau akan menjadi berkat ... olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Gal 3:29; Kej 12:2-3).

5. Tanam benih di tanah yang baik (Mat 13:18)

Bagaimana kita mengenali tanah yang baik?

- Jangan takut menyelidiki sendiri (dibutuhkan relasi dengan Tuhan).

- Ciri khas yang jelas dalam setiap pelayanan yang tanahnya baik adalah para pemimpinnya dengan segenap kekuatan akan mencoba melaksanakan ‘visi’ khusus yang Allah berikan di dalam kehidupan mereka.

- Tuhan memberikan pengurapan pada setiap kita untuk mengerti di mana seharusnya kita menabur.

Dengan pengurapan yang diberikan Tuhan, kita mampu membedakan tanah yang baik – ‘kamu telah beroleh pengurapan dari yang kudus dan dengan demikian kamu mengetahui semuanya (1 Yoh 2:20).

Jangan pernah memberi kepada suatu pelayanan, jika hati kita tidak ada damai sejahtera dalam memberi, karena hal itu tidak akan menghasilkan buah

6. Selalu menunggu suatu periode waktu antara menanam dan menuai (ada waktu antara menanam dan menuai)

... apabila sudah datang waktunya kita akan menuai (Gal 6:9). Seumpama orang yang menabur benih di tanah. Lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu (Mrk 4:26-27). 

Faktor kunci untuk menuai tuaian adalah iman dan kesabaran - ... menjadi penurut-penurut oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah (Ibr 6:12/10:36).

Ketika menggerutu/ada kata-kata kebimbangan akan segera mengubah hasil akhir dari tuaian kita/sudah membatalkan tuaian.

7. Memelihara tunas untuk tuaian yang baik

Seorang petani tidak hanya duduk dan menunggu tuaiannya, tetapi dengan hati-hati dia merawat dan melindungi tunas-tunasnya.

Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri (1 Kor 3:8).

8. Taburlah selaluuntukukuran tuaian jangandariukuran tuaian

Petani pada masa paceklik harus menanam lebih banyak. Sehingga tuaiannya akan cukup banyak untuk memenuhi kebutuhannya yang meningkat.

Sayangnya banyak orang Kristen tidak mengetahui hukum pertanian yang dasar ini – kecenderungan manusia secara natural adalah memberi menurut keuangan mereka/jika tuaian mereka sebelumnya besar, mereka memberikan persembahan besar/jika tuaian mereka sebelumnya kecil, mereka memberikan persembahan yang kecil.

Jika tuaian masa lalu tidak cukup dan pekerjaan Tuhan meminta kita melakukannya, kita mungkin tidak menanam dengan cukup. Jika kita ingin mempunyai lebih dan ingin mampu melakukan pekerjaan Tuhan lebih lagi, kita harus mulai menanam lebih daripada sebelumnya.

9. Pengeluaran selalu paling besar pada waktu penuaian

Pada waktu tuaian matang, petani harus menggaji pekerja-pekerja untuk melakukan tuaian – Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya (Mat 20:1).

Kalau kita sudah menabur dan belum menerima tuaian, bertanyalah pada Tuhan. Karena sebagai seorang Kristen yang sudah lahir baru, Tuhan akan melengkapi kita secara supranatural dengan urapan (kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang berasal dari Tuhan); sehingga membuat kita mampu mendengar perintah-perintah-Nya (mengerti di mana seharusnya kita menabur, kapan waktunya membuat persembahan yang melepas tuaian, seberapa besarnya persembahan).

10. Sebagian tuaian adalah untuk ditabur kembali 

Bagian yang terpenting dari setiap tuaian, bukanlah bagian yang ditanam, tapi bagian yang disisihkan untuk ditanam.

Tuaian itu dapat kita nikmati berulang-ulang sepanjang kita punya hikmat untuk setiap waktu menanam kembali sebagian.

11.  Sebagian dari setiap tuaian adalah milik kita untuk disimpan 

Allah sanggup melimpahkan ... supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berlebihan... (2 Kor 9:8).

12. Tuaian kita merupakan mujizat

Tuaian selalu memerlukan campur tangan Allah. Berdoalah dengan iman, jagalah hatimu terhadap keragu-raguan - supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu (Yoh 15:16).

Untuk tuaian keuangan yang berhasil, kita harus mempersiapkan empat area dari pemeliharaan tuaian:

- Harus memberi di dalam pelayanan - ... apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit (Mal 3:10).

Tidak akan ada tuaian, baik di dunia natural maupun di alam supranatural tanpa Sorga yang terbuka. Sorga yang tertutup akan menghentikan semua penambahan.

- Harus menempatkan Tuhan dan gaya hidup Ilahi di tempat yang pertama (ilustrasi gelas kehidupan) – ‘Carilah Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkkannya kepadamu (Mat 6:33).

- Harus memberikan diri kepada penginjilan dunia

Tuhan memberikan kuasa untuk berkelimpahan kepada mereka yang memberikan diri untuk menegakkan berkat perjanjian-Nya (Kej 12:2-3). 

Sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikhrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu (Ul 8:18).

Kita harus memberikan diri untuk menjadi berkat lewat membagikan Injil Yesus Kristus dan memenuhi kebutuhan dari orang yang terhilang, yang lapar, yang telanjang dan yang tunawisma.

- Harus mengenali penipuan Iblis (mencobai, menuduh, dan menipu)

Yang paling menghancurkan adalah penipuan oleh pemasukkan kekayaan yang tiba-tiba akan menghentikan proses tuaian – tipu daya kekayaan menyebabkan orang menjadi tidak berbuah (Mat 13:22). 

Ketika kekayaan bertambah, kita tidak boleh menghabiskan untuk keperluan diri sendiri, tetapi penambahan itu untuk kemuliaan Tuhan

Pencobaan ini merupakan daerah berbahaya yang paling nyata dalam perjalanan kita penyediaan yang berlimpah dari Allah. Kamu berdoa tetapi tidak menerima apa-apa..., sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu (Yak 4:3).

Uang merupakan perlindungan, jangan jadikan uang itu berhala di dalam kehidupan kita (Perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uangPkh 7:12)

(Sumber: Warta KPI TL No. 34/II/2007).