Kamis, 29 Oktober 2015

20.18 -

Berbagai Gambaran Kristus

Akulah Pintu dan Gembala Yang Baik (Yoh 10:1-2, 7-15)

Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu adalah pencuri. Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Menggembalakan domba pada zaman Alkitab merupakan pekerjaan yang tidak asing bagi masyarakat. Di Palestina ketika menjelang malam, banyak binatang buas seperti singa, serigala dan beruang berkeliaran di luar kota. Dalam keadaan seperti ini gembala tinggal memilih, menyelamatkan dirinya sendiri dengan meninggalkan kawanan domba itu atau menyelamatkan kawanan domba dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. 

Sebagai gembala yang baik, Yesus memperhatikan, memberi makan, melindungi domba-domba-Nya, bahkan rela mati bagi mereka agar “kawanan domba”Nya bisa selamat.

Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yoh 14:1-6; Mat 7:13-14)

Setiap manusia merindukan adanya hidup yang abadi, hidup yang penuh damai, dan bahagia bersama Allah; adanya jalan yang menyelamatkan, yang mampu menghantar manusia kepada Allah dan agar orang tidak menyimpang kearah yang salah (Mzm 27:11; 86:11; Ul 5:32-33; Yes 30:21). 

Kehadiran Yesus-lah yang membuka pintu bagi dunia untuk menikmati hidup ilahi itu. Jalan Tuhan Yesus memang bukan jalan yang enak dan nyaman (sesak dan sempit). Itulah sebabnya tidak banyak orang yang mau memilih jalan yang ditawarkan Yesus. Padahal Ia menunjukkan jalan masuk ke tempat kudus Bapa dengan darah-Nya sendiri dan melalui Dia kita pun bisa datang kepada Bapa. 

Di dalam Dia ada kehidupan yang dibuktikan dengan kebangkitan-Nya dari orang mati, sehingga setiap orang yang datang kepada-Nya akan ‘hidup’.

Yesus dilahirkan bukan hanya sekedar penunjuk jalan, melainkan ‘sang jalan sejati’ - jalan penuh cinta kasih untuk sampai kepada Bapa agar kita memperoleh hidup yang kekal dalam kebenaran iman. 

Yesus sebagai ‘sang kebenaran’ yang dapat dipercaya, setia, dan semuanya itu dapat dibuktikan dalam sejarah hidup-Nya. Hanya dalam Dialah segala sesuatu diselamatkan dan menjadi benar di hadapan Allah.

Akulah Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:21-26)

Orang yang percaya kepada Yesus mempunyai harapan untuk bangkit dan menerima kehidupan yang kekal. Namun, orang yang tidak percaya akan dibangkitkan juga untuk menerima hukuman kekal. 

Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku tidak akan mati selama-lamanya.

Akulah Terang Dunia – Yoh 8:12; 3:19-21

Yesuslah terang yang sesungguhnya, kita terang karena Ia yang menerangi dan kita memantulkan terang-Nya (Mat 4:16; 5:14). 

Terang menunjukkan bahwa Dia benar, kudus dan tidak bercacat cela; yang memungkinkan-Nya menerangi dunia yang gelap oleh dosa ini, sehingga manusia bisa melihat dan menyadari dirinya sebagai orang berdosa yang membutuhkan Juruselamat. 

Selama kita mengikuti terang itu, kita akan berjalan di dalam kebenaran sampai kita tiba dalam kemuliaan yang tersedia bagi kita.

Yesus sebagai Anak Domba 

Anak Domba (Yoh 1:29, Why 5:6-10); Anak Domba Paskah (1 Kor 5:7)

Akulah Roti Hidup (Yoh 6:48-51)

Yesus melihat sebuah permasalahan serius yang dihadapi manusia, yaitu hasrat yang besar untuk memuaskan keinginan jasmani yang akhirnya membutakan mata rohani untuk melihat kebutuhan yang lebih penting. 

Karena apa yang kelihatan hanya bersifat sementara, tetapi apa yang tidak kelihatan dapat bertahan selamanya. 

Yesus, roti hidup itu adalah makanan rohani yang akan memberikan kehidupan kekal kepada mereka yang percaya dan menerima-Nya. Barangsiapa ‘memakan-Nya’ ia tidak akan ‘lapar’ lagi.

Akulah Pokok Anggur Yang Benar (Yoh 15:1-6)

Bangsa Israel sering digambarkan sebagai kebun/pohon anggur Tuhan (Yes 5:7; Hos 10:1). Yesus mengatakan bahwa Dialah pokok anggur yang benar, dan siapa yang melekat kepada-Nya sebagai ranting-ranting-Nya akan berbuah banyak. 

Yang dilakukan Bapa terhadap ranting yang tidak berbuah adalah ‘memotong’ ranting tersebut, selanjutnya ranting-ranting yang berbuah dibersihkannya. 

Ketika menjalani proses ini kita akan merasa sakit, kemudian menghasilkan buah yang lebih banyak. Mintalah kerinduan untuk dapat menghasilkan buah yang berlimpah dan kerelaan untuk diproses oleh Tuhan sehingga bisa menghasilkan buah yang manis.

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku … dicampakkan ke dalam api dan dibakar.

Yesus disebut Singa Yehuda - berdasarkan nubuat Yakup untuk anaknya Yehuda dan silsilahnya (Kej 49:8-9; Mat 1:2). Yesus digambarkan sebagai singa karena sifat-Nya yang berani, kuat, garang dan telah mengalahkan musuh-Nya, yaitu Iblis. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 34/II/2007: Berbagai Gambaran Kristus, Mansor November 2006 No. 104 Tahun IX; Akulah …, Mansor Maret 2003 No. 60 Tahun V).