Rabu, 28 Oktober 2015

Abraham


Abraham sebagai orang tidak beriman pada mulanya (Yos 24:2-3).

Mulanya ia bernama ‘Abram’ (Bapa yang Agung); Allah-lah yang berinisiatif untuk memanggil dan mengubah namanya menjadi Abraham (Bapa sejumlah besar bangsaKej 17:5) dan mempersiapkan Abraham sebagai bapa suatu bangsa yang percaya kepada-Nya (pergilah... Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau ... Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat – Kej 12:1-3).


Setelah Sarai menyadari dirinya mandul, dia mengambil Hagar (hambanya - orang Mesir), untuk menjadi istri bagi suaminya agar dapat memperoleh anak. 

Ketika mengandung Hagar memandang rendah nyonyanya. Lalu Sarai menindasnya, sehingga ia lari meninggalkannya

Dalam perjalanan ke Mesir, Hagar dijumpai malaikat Tuhan, yang menyuruhnya kembali dan menyerah kepada Sarai dan malaikat itu juga menjanjikan keturunan yang berlipat ganda melalui anaknya, Ismael, ... tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya (Kej 16). 

Pada usia 13 th Ismael disunat bersama bapaknya menuruti perintah Allah. Abraham telah lama memusatkan pengharapannya pada Ismael (Kej 17:25, 18). Pada hari yang sama, Allah menjanjikan pula kepada Abraham seorang anak dari Sara

Setelah Ismael berusia 16 th, suatu perayaan besar diadakan pada hari Ishak disapih (Kej 21:8). Ismael melampiaskan kecemburuannya atas ‘anak perjanjian itu’ dengan menghina dia (Rm 9:7-9).

Sara menuntut agar hambanya dan anaknya (Hagar dan Ismael), diusir dari rumahnya (Kej 21:10). 

Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segalanya yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab ‘yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak’. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu.” (Kej 21:12-13).

Keturaistri Abraham yang kedua setelah kematian Sara, yang menjadi nenek moyang sejumlah suku bangsa Arab Utara (Kej 25:1-4; 1 Taw 1:32,33).

Mengapa Abraham tidak segera menerima janji tersebut?

Tidak memperlakukan Sara sebagai istrinya di depan umum demi keselamatannya (Kej 12:18-19; 20:2).

Dengan iman yang luar biasa Abraham percaya pada janji Allah, bahwa ia akan mempunyai anak laki-laki (Kej 15:2-6). Sementara janji itu belum digenapi, Abraham dan Sara menjadi ragu - berupaya mendapatkan seorang ahli waris dengan usaha mereka sendiri (Kej 16:2). Sejarah kekerasan di Timur Tengah sampai sekarang karena konflik dari dua bersaudara ini - Ishak dan Ismael.

Teladan Abraham:

Karena iman Abraham taat ... lalu ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ditujunya – Abram serius meresponi panggilan tersebut (Ibr 11:8; Kej 12:4).

Ketika Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham, maka Tuhan memberikan syarat yang mutlak – ada kepatuhan di hati Abraham (Kej 17:23).

Tuhan meminta Abraham untuk membawa anaknya, Ishak, ke salah satu gunung di tanah Moria dan mempersembahkannya sebagai korban bakaran. Perintah ini sungguh tidak masuk akal dan terdengar sadis! Tetapi dalam hal inilah Tuhan melihat ketaatan yang tertinggi dalam pribadi Abraham (Kej 22:9-12).

Mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan (Melkisedek memberkati Abram, lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya; ... selalu menyediakan makanan dan korban bakaran yang terbaik (Kej 14:19-20; 18:3-5).

Seorang yang suka mengalah atau pendamai, sabar, suka mengampuni, tidak memaksakan kehendaknya – ketika para gembala Abraham dan Lot keponakannya bertengkar mengenai padang penggembalaan, Abraham menyuruh untuk memilih dahulu daerah yang Lot sukai (Kej 13:9).

Ketika Abraham diberitahu bahwa Tuhan akan menghukum Sodom dan Gomora, ia teringat pada Lot, keponakannya. Walaupun Abraham tidak mengenal penduduk Sodom dan Gomora, tetapi belas kasihan telah mendorongnya untuk menaikkan doa syafaat. Akhirnya Tuhan mengutus dua malaikat-Nya untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya (Kej 18:23-32).

Sebagai pria (pribadi), ia mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan – rasa percaya Abraham terhadap Allah merupakan kunci Allah menyebutnya sebagai ‘Sahabat Allah’ (Yak 2:23).

Sebagai suami ia menyediakan waktu untuk keluh kesah istrinya (Kej 16:2, 5; 21:10).

Sebagai bapa memikirkan masa depan anak-anaknya - memerintahkan Eliezer untuk mencari calon istri yang baik bagi Ishak dan memberi harta sebagai bekal kepada anak-anak yang diperolehnya dari Hagar dan Ketura (Kej 24:1-4; 25:5-6).


Tidak ada seorangpun yang kemuliaannya sebanding dengannya ... di dalam pencobaanpun ia kedapatan setia (Sir 44:19-20)


Pesta Abraham bapa bangsa: 9 Oktober

(Warta KPI TL No. 33/I/2007; Abraham, Mansor Mei 2003 No. 62 Tahun VI).