Kamis, 30 Juli 2015

04.16 -

Jejak Kaki



Suatu malam seorang bermimpi. Dia mimpi berjalan bersama Tuhan di sepanjang tepian pantai. Di ujung langit sana tergambar peristiwa-peristiwa dari kehidupannya. Disetiap kejadian dia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di permukaan pasir: satu punyanya dan yang lainnya jejak kaki Tuhan.

Pada penayangan dari peristiwa di akhir hidupnya dia kembali melihat jejak kaki di permukaan pasir itu. Dia memperhatikan bahwa banyak kali didalam hidupnya hanya ada satu pasang jejak kaki. Dia memperhatikan bahwa saat-saat itu adalah saat-saat genting dan penuh kesedihan

Hal itu sungguh membingungkannya, dan ia bertanya kepada Tuhan tentang hal ini. “Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikuti-Mu, Engkau akan berjalan selamanya bersamaku. Tetapi aku juga memperhatikan, pada masa aku mengalami kesukaran dalam hidupku, hanya ada satu pasang jejak kaki, aku sungguh tidak mengerti mengapa disaat-saat aku membutuhkan-Mu malah Engkau meninggalkanku.”

Tuhan menjawab: “Anakku yang kukasihi, Aku mengasihimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Pada saat-saat pencobaan datang dan penderitaanmu, saat dimana engkau hanya melihat ada satu pasang jejak kaki, itulah saat dimana Aku menggendong engkau.” (Yes 46:4). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 04/VIII/2004; Sumber: NN).