Sabtu, 13 Juni 2020

Peneguhan melalui sabda pengetahuan

Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah (Yes 30:1). 


Pada awal GPM terbentuk, ada kerinduan di hati saya untuk bergabung. Namun di pikiran saya: “Apakah aku bisa bangun pagi dan berkomitmen.” Ada juga keinginan untuk japri ibu Elly, namun niat baik tersebut juga tidak terlaksana. Oleh karena itu saya berdoa mohon Tuhan memberikan peneguhan dari teman-teman jika saya boleh bergabung dengan GPM.

Sebelum pertemuan KPI TL-ONLINE berlangsung (28 Mei 2020), saya berencana untuk tidak mengikutinya karena suami saya di rumah dan saya hendak memasak. Saya mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak. Ketika mengupas bawang, tiba-tiba ada dorongan yang sangat kuat untuk melihat HP dan ikut bergabung dengan line-voice KPI TL. 

Pada saat Pujian Penyembahan, Ibu Ivon mengucapkan sabda pengetahuan: “Ada seorang ibu yang masih ragu dengan komitmennya. Ingatlah! Tuhan rindu anak-anak-Nya selalu datang memuji dan menyembah-Nya.” Saya merasa bahwa sabda pengetahuan itu ditujukan pada saya. Oleh karena itu saya menangis sepanjang pertemuan itu. Setelah pertemuan, saya cepat-cepat menyelesaikan masakan saya sambil terus bergumul dalam hati, apakah benar sabda itu untuk saya?

Menjelang jam 2 siang, saya melihat WA. Ternyata jam 10.58 ada WA dari Ibu Cecil, yang bunyinya: “Desiii ... aku merasa Tuhan memanggilmu untuk bergabung di GPM.” 

Saat saya membaca WA tersebut saya menangis dan saya langsung menelpon ibu Cecil karena ingin mendengar peneguhan dari Tuhan, katanya: “Entah mengapa saat itu aku melihat wajah anggota di KPI TL-ONLINE, tiba-tiba mataku tertuju pada fotomu dan jantungku berdebar-debar, ada dorongan yang sangat kuat di hatiku untuk menyampaikan padamu bahwa kamu harus masuk grup GPM. Ketika saya mendengar ibu Ivon mengeluarkan sabda pengetahuan: ‘Ada seorang ibu yang Tuhan mau dia bergabung di GPM. Jangan ragu untuk tidak bisa berkomitmen.’ Ketika mendengar sabda pengetahuan itu, aku langsung WA kamu dengan tangan gemetar. Setelah aku menyampaikan kabar itu kepadamu, hatiku lega.” Setelah itu saya japri ibu Yovita minta ijin untuk dapat bergabung di GPM. 

Selama ikut GPM ini, saya sering mendapat teguran melalui renungan dan kesaksian yang diberikan. Semoga melalu GPM dapat terus meningkatkan iman saya dan membawa saya untuk mencintai Tuhan lebih dalam lagi.

(Sumber: GPM, Deasy).