Jumat, 22 Mei 2020

08.59 -

Pujian dan penyembahan dapat mengusir kekuatiran dan ketakutan

Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? ... Kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku (Mzm 13:2-6). 


Sejak daerah Rungkut mulai ada yang positif Corona, mulai timbul perasaan kuatir dan ketakutan dalam pikiran saya, saya takut bertamu atau menerima tamu di rumah, takut belanja atau membeli makanan diluar. Lama-kelamaan saya merasa bosan dan stres dengan keadaan ini. 

Pada saat doa malam bersama keluarga, saya ungkapkan perasaan saya. Lalu saya juga menceritakan tentang video di WA dan artikel tentang orang-orang yang terjangkit Corona dan melawannya dengan pujian dan penyembahan. Saat saya sharing, tiba-tiba terlintas sebuah ayat Kitab Suci di pikiran saya (Yoh 20:29 » Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya). Seketika itu juga saya merasa malu dan sangat berdosa karena saya mengalami krisis iman, iman saya masih menuntut bukti-bukti dari Tuhan. Oleh karena itu sesudah selesai doa malam bersama keluarga, saya melakukan pujian penyembahan seorang diri. 

Keesokan hari, kami sekeluarga melakukan doa bersama seperti biasanya. Sebelum membaca firman, kami melakukan pujian dan penyembahan. Sungguh luar biasa, pada saat saya melakukan pujian penyembahan tersebut, perasaan kuatir dan takut saya diangkat oleh-Nya. Perasaan negatif itu digantikan oleh-Nya dengan perasaan damai dan sukacita. 

Pada saat mendengarkan bacaan Injil tentang Tomas (Yoh 20:19-31) melalui Misa Online atau Live Streaming, air mata saya menetes tiada hentinya karena saya merasakan kehadiran-Nya. Sejak merayakan Paskah tersebut, iman saya dibangkitkan oleh-Nya. Memang secara fisik saya tidak berjumpa dengan-Nya, tetapi saya benar-benar bersukacita karena merasakan kehadiran-Nya, baik melalui Misa Online maupun saat melakukan pujian penyembahan dan membaca Kitab Suci. Sungguh Tuhan itu ada, Dia hidup dan tetap berkarya dalam hidup kita. 


(Sumber: Warta KPI TL No.. 181/V/2020).