Minggu, 29 Desember 2019

19.08 -

Mrk 7:24-30

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 8 Februari 2018: Hari Biasa V - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 1 Raj 11:4-13; Mzm 106:3-4, 35-36, 37, 40; Mrk 7:24-30


Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.

Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.

Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.


Renungan


1. Karakter pemenang

Pada awalnya, Yesus seakan-akan menolak permintaannya. Tetapi karena imannya, ia begitu yakin bahwa Yesus nantinya membantu dan menolongnya. Oleh karena itu ia tetap bertahan dan berusaha hingga akhirnya ia mengalami berkat dari Tuhan. Keyakinan batin perempuan ini melahirkan sikap optimis di dalam dirinya bahwa Yesus pasti menolongnya.

Dalam hidup kita, kita sering bertemu dengan sejumlah persoalan kehidupan, entah masalah-masalah pribadi ataupun masalah-masalah keluarga. Kadang kala, kita merasa terbebani dengan semuanya itu, sehingga kita kurang begitu yakin dengan kemampuan kita dan bahkan tidak begitu yakin dengan masa depan kita.

Selain itu, setiap orang pastinya memiliki cita-cita dan mimpi untuk masa depan. Namun kadang kala, penderitaan dan beban hidup membuat kita ragu untuk terus berjalan.

Mulai saat ini, marilah kita tetap bertahan, berjuang dan berjalan berjalan dengan Tuhan, karena berjalan bersama-Nya kita akan memperoleh keyakinan batin dan optimisme iman bahwa segala penderitaan dan beban hidup pun akan berlalu. Bersama-Nya kita akan menjadi pemenang dalam kehidupan ini.