Selasa, 01 Oktober 2019

19.56 -

Luk 6:6-11

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 9 September 2019: Hari Biasa XXIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kol 1:24 - 2:3; Mzm 62:6-7, 9; Luk 6:6-11


Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.

Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: (1) Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"

Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: (2) "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.

Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. 


Renungan


1. Panduan pembedaan roh

(1) Dua hal ini, sudah cukup menjadi bahan untuk pembedaan roh (discernment of the spirits). Yesus memberi contoh bagaimana mempertimbangkan suatu hal, lalu memutuskan dan bertindak secara benar dan sesuai dengan kehendak Allah (2).

Katekismus Gereja Katolik mengatakan: "Kesempurnaan moral berarti bahwa manusia digerakkan kepada yang baik, tidak hanya oleh kehendaknya, tetapi juga oleh "hati"-nya". (No. 1775), hatinya digerakkan oleh cinta (No. 1765).

Pada dasarnya hati Yesus itu baik, penuh cinta, sehingga apa yang Dia lakukan selalu yang baik, dalam hal ini menyembuhkan orang mati tangan kanannya. Itulah karya penyelamatan yang Yesus lakukan.