Jumat, 04 Oktober 2019

13.38 -

Kol 2:12-14

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 28 Juli 2019: Hari Minggu Biasa XVII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kej 18:20-33; Mzm 138:1-2a, 2b-3, 6-7ab, 7c-8; Kol 2:12-14; Luk 11:1-13


Karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. 

Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: 


Renungan


1. Kasih sebagai pengikat yang mempersatukan

Ciri kasih yang mempersatukan:

1. Hidup yang rendah hati, meliputi kerendahan hati dan saling mengampuni.

Ketika seseorang mau mengampuni itu menunjukkan kerendahan hati, dimana ia mau menerima kekurangan oang lain, mau mengalah, sehingga terjadi kerukunan.

Kemampuan kita merendahkan diri, dan mengampuni orang lain tergantung dari sejauh mana kita menyadari anugerah, kasih pengampunan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus pada kita. Sejauh mana kita menyadari dosa-dosa kita yang sangat besar itu diampuni Allah dengan kematian-Nya di kayu salib?

2. Hidup yang sabar, meliputi kelemah lembutan dan kesabaran. Kedua gaya hidup ini sangat berperan dalam menghidari terjadinya perkelahian atau perpecahan dalam satu komunitas atau gereja. Sabar dalam mendengar orang berbicara, dan sabar dalam memberi jawaban; sabar dalam mengambil keputusan; kemudian lemah-lembut dalam bertanya atau memberi jawaban, adalah salah satu senjata dalam menciptakan dan mempertahankan kesatuan atau kerukunan. 

3. Hidup yang mau berbagi. Salah satu Kunci yang sangat jitu menghadirkan kesatuan atau kerukunan adalah kalau terjadi saling berbagi, saling tolong menolong diantara komunitas atau diantara jemaat.

Ketika seseorang mengalami kesulitan, dan ia mendapat pertolongan, adalah sangat menyejukkan. Hal inilah yang diinginkan Allah, seperti Firman Tuhan dalam Gal. 6: 2: Bertolong tolonganlah kamu menanggung bebanmu, demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. Pertolongan yang diterima oleh orang yang membutuhkan adalah seperti kesejukan embun gunung Hermon, yang dirasakan gunung gunung lainnya yang tandus di Sion. Gunung Hermon mau berbagi kesejukannya kepada gunung yang lain.

Demikian dengan kita, biarlah kita tidak hanya mementingkan diri sendiri, tapi biarlah kita mau memikirkan orang lain, mau berbagi, seperti Kristus mau memikirkan dan berkorban untuk kita.

Mari kita sunguh sungguh hidup dalam Kesatuan atau Kerukunan, karena Allah akan memerintahkan Berkat-Nya kepada orang yang menciptakan dan hidup dalam kerukunan (Mzm. 133: 3).