Minggu, 25 Agustus 2019

23.50 -

Nama baik

Ada seorang gadis yang hamil di luar nikahKarena takut sang pacar dianiaya oleh ayahnya, si gadis memberitahu keluarganya, bahwa biksu dari kelenteng dekat rumahnyalah yang menghamili dia.

Akhirnya keluarga ini bersama penduduk desa mendatangi si biksu dan memarahinya habis-habisan. Mencaci maki dan meminta si biksu menerima anak tersebut. 

Si biksu hanya terdiam tanpa menjawab. Kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya, "Oh begitu. Baiklah" 

Kemudian anak itu diterimanya. Sejak hari itu, biksu ini berusaha meminta susu dan menggunakan sedikit uangnya untuk kehidupan si anak ini.

Berita ini menyebar dengan cepat dan pamor biksu ini semakin buruk. Akibatnya makin banyak orang membenci biksu ini.

Hari demi hari lewat. Gadis /ibu si anak hidup dalam kegelisahan karena merasa bersalah. Dia merasakan siksaan batin selama 1 tahun. Akhirnya si gadis mengakui bahwa ayah dari anak itu bukan si biksu.

Keluarga ini kemudian mendatangi si biksu. Si biksu terlihat sangat kurus. Sedangkan anak kecilnya terlihat sehat dan gemuk. Keluarga ini meminta maaf dan dan meminta kembali anak tersebut. Biksu hanya tersenyum dan berkata, "Oh begitu ya. Baiklah"

Keluarga ini bingung dan bertanya "maaf anda telah kami rugikan sampai seperti ini, kenapa anda masih sebaik ini pada kami? Nama baik anda rusak oleh kami. Kenapa saat itu anda tidak membela diri?"

Biksu tersenyum dan menjawab "Sebagai seorang biksu, saya tidak seharusnya terlalu memperdulikan hal seperti itu. "Nama baik ... Apalah artinya buat kami? Diejek dan di fitnah juga tidak masalah, kalau dengan menjaga anak itu, aku bisa meringankan beban si gadis dan menyelamatkan 1 nyawa. Bukankah saya sudah berbuat baik? Lagipula kalaupun saya berusaha membenarkan diri saya, tidak banyak orang yang akan percaya. Karena itu untuk apa menyusahkan diri sendiri dan hidup dibawah perkataan orang lain?"

Mereka semua terdiam. Dan biksu ini melanjutkan: "Seseorang jikalau dari awal percaya, dia akan tetap percaya kita. Kalau dari awal dia tidak percaya. Kita berusaha sekeras apapun dia tidak akan percaya. Bukankah lebih baik aku diam dan tidak perlu membela diriku? Manusia yang berpikir negatif itu akan selalu menghakimi kita. Saat kita berbuat baik, kita dibilang punya tujuan tertentu. Saat kita salah, mereka hanya akan menambah garam pada luka. Tapi toh setelah semuanya lewat, hasil dari perjuangan kita yang mereka lihat. Karena itu biarlah kita selalu berbuat baik. Dan biarlah waktu yang membuktikan. Apakah kita benar-benar baik, atau hanya pura-pura baik.

"Saat kita menanam padi. Rumput selalu ikut tumbuh disana. Tapi saat menanam rumput. Tidak pernah ada padi disana."

Lihatlah mereka yang mengaku beragama, tapi jika perkataan dan perbuatannya masih menyakiti orang lain, maka ada yang salah dengan caranya beragama.

Karena agama apa pun mengajarkan untuk saling mengasihi satu sama lain, bukan mencaci, menghina dan membenci...