Jumat, 05 Juli 2019

07.57 -

Mat 21:33-43, 45-46

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


 Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 2 Maret 2018: Hari Biasa Pekan II Prapaskah - Tahun B/II (Ungu)
Bacaan: Kej 37:3-4, 12-13a, 17b-28; Mzm 105:16-17, 18-19, 20-21; Mat 21:33-43, 45-46


"Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.

Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.

Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.

Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.

Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."

Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.


Renungan


1. Iri hati - salah satu dosa pokok

Allah Bapa adalah sang pemilik kebun anggur. Ia menyiapkan segala sesuatu lengkap dan diberikan kepada umat terpilih. Para nabi adalah hamba-hamba yang diutus-Nya tetapi orang-orang Israel tidak menerimanya, bahkan Yesus Kristus Putera-Nya sendiri ditangkap dan dibunuh di atas kayu salib. Perbuatan keji karena iri hati yang berlebihan dari manusia yang tidak menyadari akan kasih Allah.

Iri hati adalah dosa yang selalu ada di dalam hidup kita. Rasa iri hati dapat menghantar sampai kepada perbuatan-perbuatan yang terjahat (Bdk. Kej 4:3-7; 1 Raj 21:1-29). Oleh iri hati setan datanglah kematian ke dunia (Keb 2:24) (KGK 2538).

Iri hati adalah satu dosa pokok. Artinya orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.

Santo Agustinus melihat di dalam iri hati “dosa setani” (catech. 4:8). “Dari iri hati muncullah kedengkian, fitnah, hujat, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya” (Gregorius Agung., mor. 31,45) (KGK 2539).

Marilah kita membuang sifat iri hati. Ketika iri hati itu keluar dari dunia ini, maka dunia akan berubah menjadi lebih baik, sehingga yang berkuasa adalah cinta kasih dan keadilan.