Jumat, 03 Mei 2019

07.28 -

Mrk 6:17-29

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 29 Agustus 2018: Pw Wafatnya St Yohanes Pembaptis, Martir - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Yer 1:17-19; Mzm 71:1-2, 3-4a, 5-6ab, 15ab, 17; Mrk 6:17-29


Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"

Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.

Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!"

Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"

Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.

Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.


Renungan


1. Bersaksi demi kebenaran

Orang yang berbuat baik dan benar biasanya akan disenangi banyak orang. Tetapi menjadi ironi besar bahwa ketika seseorang membela kebenaran dan menyatakannya dengan jujur dan berani, tidak semua orang menyukainya. Bahkan orang tersebut akan dimusuhi dan dijauhkan, bila perlu dilenyapkan.

Yohanes Pembaptis adalah saksi kebenaran yang telah menjadi korban Herodes, si penguasa yang otoriter dan kejam. Apakah dengan demikian kita menjadi kecut dan takut, lantas bungkam di hadapan penguasa yang kejam, otoriter dan tak berperasaan ?

Kita adalah pengikut Kristus, bukan pengikut para pengecut. Dia telah mati untuk kita demi kebenaran, Tak ada alasan bagi kita pengikut-Nya untuk takut bersaksi demi kebenaran.


2. Pembuka jalan bagi kedatangan Mesias

Yohanes Pembaptis menjadi martir karena memperjuangkan nilai-nilai Mesianis dalam pewartaannya. Ia dikenal sebagai pembuka jalan bagi kedatangan Mesias dengan pembaptisan dan seruan tobat. Banyak orang mendengarnya dan minta diri untuk dibaptis. 

Cara hidupnya yang sederhana juga membuat banyak orang berubah dan hidup layak di hadirat Tuhan. Dia membawa para muridnya dan memperkenalkan mereka kepada Yesus dengan seruan, “Lihatlah Anak Domba Allah” (Yoh 1:29.36) dan para muridnya pun meninggalkannya dan mengikuti Yesus.

Apa kiranya nilai-nilai luhur Yohanes Pembaptis bagi kita? Ia adalah pribadi yang jujur dan berani menegakkan kebenaran sejati. Perjuangannya adalah supaya semua orang boleh layak menerima kehadiran Yesus, sang Mesias sebagai manusia baru karena pertobatan.