00.03 -
SP Lukas
Luk 17:1-6
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Senin, 12 November 2018: Pw St. Yosafat, Uskup, Martir - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Tit 1:1-9; Mzm 24:1-2, 3-4ab, 5-6; Luk 17:1-6; Ruybs.
Senin, 11 November 2019: Peringatan St. Martinus dari Tours, Uskup - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Keb 2:1-7; Mzm 139:1-3, 4-6, 7-8, 9-10; Luk 17:1-6; RUybs
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.
Jagalah dirimu! (*) Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, (1) ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: (2) "Tambahkanlah iman kami!"
Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
Renungan
1. Pentingnya iman
Yesus mengingatkan para murid-Nya akan nilai penting pengampunan. Salah satu aspek penting dari pengampunan yang disampaikan-Nya adalah (1) memberi kesempatan. Pengampunan bukan hanya memberikan maaf, tetapi juga kesediaan menerima kembali dan memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
Tentu saja ini adalah hal yang sulit. Oleh karena itu permintaan mereka sangat tepat (2). Pengampunan hanya bisa diberikan bila manusia membuka diri untuk dipenuhi oleh kebijaksanaan Allah. Keterbukaan itulah yang kita sebut iman.
2. Tegorlah dan ampunilah
Kita mudah sekali menghakimi orang yang bersalah dan berdosa ketimbang menegor dengan kasih, apalagi mengampuni. Menghakimi tidak memberikan jalan keluar yang baik.
(*) Dengan menegor, menerima dan mengampuni saudara yang datang menyesali perbuatannya secara tidak langsung kita telah turut mengambil bagian dalam karya keselamatan. Artinya kita sudah menjalankan misi Yesus untuk menyelamatkan sesama kita.