Minggu, 28 April 2019

22.21 -

Yun 3:1-10

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
  

Penanggalan liturgi

Rabu, 13 Maret 2019: Pekan I Prapaskah - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4, 12-13, 18-19; Luk 11:29-32


Datanglah firman Tuhan kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: "Bangunlah, (1) pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."

Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. 

Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."

(2A) Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.

Setelah sampai kabar itu kepada (2B) raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."

Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya. 


Renungan


1. Pertobatan

(1) Pertobatan terjadi karena Tuhan berinisiatif; Ia-lah yang “mengunjungi” Niniwe dan menyampaikan peringatan-Nya; Ia-lah yang mencari manusia, bukan sebaliknya. 

(2AB) Pertobatan ditunjukkan melalui perubahan nyata. Pertobatan tidak akan terjadi jika manusia tidak mau mendengarkan suara Tuhan. 

Jadi, pertobatan timbul dari (1) kesadaran akan kesalahan, (2) keinginan untuk melakukan yang benar di hadapan Tuhan, dan (3) tindakan nyata untuk mewujudkannya.

Sebagian aspek dari manusia lama kita memerlukan waktu untuk berubah. Ada yang memerlukan waktu singkat, ada juga yang memerlukan waktu panjang. Karena itu, jangan menyerah dan berkata, “Saya tidak mungkin berubah!” Itu bisikan Iblis yang harus kita lawan.

Tuhan Yesus memberkati.