Minggu, 28 April 2019

03.57 -

Yoh 20:19-31

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 8 April 2018: Hari Minggu Paskah II; Minggu Kerahiman Ilahi - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 4:32-35; Mzm 118:2-4, 16ab-18, 22-24; 1 Yoh 5:1-6; Yoh 20:19-31

Minggu, 28 April 2019: Hari Minggu Paskah II; Minggu Kerahiman Ilahi - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 5:12-16; Mzm 118:2-4, 22-24, 25-27a; Why 1:9-11a, 12-13, 17-19; Yoh 20:19-31


Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 

Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: (3) "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali (1A) aku tidak akan percaya." 

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

Tomas menjawab Dia: (1B) "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. (2) Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."


Renungan


1. Sikap penyerahan diri

(1AB) Melihat adalah aktivitas badani, sedangkan percaya adalah aktivitas batin. Bagi Yesus, percaya itu bukan ditentukan oleh pengalaman indrawi. Percaya berarti mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada penyelenggaraan Tuhan (2). 

Sikap penyerahan diri harus didasari kesadaran bahwa Allah adalah kasih yang mengasihi semua manusia, bahkan orang yang berat sekalipun.

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih (1 Yoh 4:18).


2. Berita yang tepercaya

Dari pengalaman hidup sehari-hari, kita juga sering tidak percaya begitu saja akan kabar yang kita terima tanpa membuktikan kebenaran berita tersebut. Apalagi pada jaman now ini, teknologi informasi sudah berkembang begitu cepat dan mudah sehingga peristiwa yang terjadi di ujung dunia pun dapat dengan cepat beredar di tengah masyarakat.

Yang menjadi permasalahan saat ini, banyak berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, alias berita hoax.

Sebagai orang beriman kita tentu percaya akan kebangkitan Tuhan sebab sumber berita ini sangat jelas dan dapat dipercaya, yaitu para rasul sendiri.

(3) Melalui Injil hari ini Tomas telah membuktikan bahwa yang ada di hadapannya itu adalah Tuhan dan Guru yang dahulu pernah hidup bersama dengan dia, Yesus yang pernah menderita sengsara dan wafat di salib, kini telah bangkit.

Fakta tentang kebangkitan Kristus menjadi dasar bagi iman dan kepercayaan kita kepada-Nya. Dia yang dahulu hadir di tengah-tengah bangsa Yahudi, berkat kebangkitan-Nya dari antara orang mati, kini Dia selalu hadir dan menyertai kita dalam segala usaha serta karya kita di dunia ini.