23.10 -
SP Lukas
Luk 5:27-32
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Sabtu, 9 Maret 2019: Hari Sabtu sesudah Rabu Abu - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Yes 58:9b-14; Mzm 86:1-2, 3-4, 5-6; Luk 5:27-32
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan (1) Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: (2) "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; (3) Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.
Renungan
1. Yesus datang memanggil orang berdosa
(1) Dalam tradisi orang Yahudi, makan adalah bentuk persekutuan. Mengapa Lewi mengundang Yesus? Karena sebelumnya Yesus telah mengundang Lewi untuk mengikut-Nya. Bagi Lewi, undangan Yesus ini tidak hanya mengejutkannya, tetapi suatu kehormatan.
Selama ini Lewi merasa dikucilkan dari pergaulan dengan sesama orang Yahudi, apalagi dengan para tokoh agama Yahudi seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Sekarang tokoh sesuci Yesus mau memilihnya untuk menjadi murid-Nya. Undangan Yesus inilah yang mendorong Lewi untuk menghormati Dia dengan perjamuan makan. Sekaligus, kesempatan itu digunakan untuk membawa teman-teman sejawatnya mengenal Yesus.
Bagi Yesus, yang penting dari undangan perjamuan makan adalah respons Lewi yang menerima kehadiran-Nya dalam hidupnya, dan kehadiran orang-orang ‘berdosa’ lainnya untuk mengenal dan menerima Dia seperti yang telah terjadi pada Lewi.
(2, 3) Yesus memanfaatkan kecaman para musuh sebagai peluang untuk menegaskan misi- Nya
Bagi Yesus, hidup-Nya jauh lebih berguna untuk mereka yang menyadari diri sebagai orang berdosa, daripada untuk mereka yang merasa diri orang benar dan tidak memerlukan Juruselamat.
Sebagaimana Yesus datang untuk menyelamatkan orang berdosa, demikianlah seharusnya hidup kita, orang-orang Kristen ada untuk menjadi berkat bagi sesama, terutama mereka yang belum mengenal Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.