Minggu, 28 April 2019

20.53 -

Est 4:10a, 10c-12; T Est C: 17-19

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
  

Penanggalan liturgi

Kamis, 14 Maret 2019: Pekan I Prapaskah - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Est 4:10a, 10c-12; T Est C: 17-19; Mzm 138:1-2a, 2bc-3, 7c-8; Mat 7:7-12


Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai: "Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa (2) bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja."

(1) Doa Ester: Ingatlah, ya Tuhan, dan hendaklah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. BERIKANLAH KEPADAKU KEBERANIAN, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu; dan UBAHKANLAH HATINYA sehingga menjadi benci kepada orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi SELAMATKANLAH kami ini dengan tangan-Mu, dan TOLONGLAH aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorangpun selain dari Engkau, ya Tuhan."


Renungan


1. Doa mengubah hati menjadi lemah lembut

Ester adalah seorang gadis keturunan Yahudi yang diangkat menjadi ratu (Est 2:1-18). 

Haman bersekongkol untuk memusnahkan orang-orang Yahudi dimana pun berada. Rencana ini diketahui oleh Mordekhai, paman Ester (Est 3). Mordekhai berusaha memberitahukan ini kepada Ester agar ia menolong bangsanya dari bencana kematian dengan menghadap raja. 

(1) Karena Ester mempunyai nasionalisme yang kuat sebagai orang Yahudi maka ia berdoa kepada Allah sebelum menghadap raja.

Ester menghadap raja ... bergiranglah wajahnya seolah-olah berpancarkan cinta, tetapi hatinya kesesakan karena TAKUT.

Dengan wajah yang merah ungu karena kemuliaannya raja menengadah dan menengok dengan memuncak kemurkaannya. Maka rebahlah ratu dan berubahlah warna mukanya karena PINGSAN. 

HATI raja DIRUBAH OLEH ALLAH NENJADI LEMAH LEMBUT. Penuh kegelisahan ia melompat turun dari takhtanya, didekapnya Ester sampai siuman sambil dihiburkannya dengan kata-kata yang ramah. Berkatalah raja kepada Ester: "Ada apa, Ester? Aku ini kakanda! JANGAN TAKUT! ENGKAU TIDAK AKAN MATI! Penetapan kami hanya berlaku untuk umum saja! Mari!" (2).

Maka raja mengedangkan tongkat keemasannya lalu ditaruhnya pada leher Ester. Sambil memeluknya berkatalah ia: "Berbicaralah dengan aku!" Sahut Ester kepadanya: "Hamba melihat baginda, tuanku, laksana malaikat Allah. Maka gelisahlah hati hamba karena takut kepada kemuliaan baginda. Sebab baginda sungguh mengagetkan, ya tuanku, dan wajah baginda penuh kebagusan." Ketika berkata demikian Ester jatuh pingsan. Rajapun lalu gelisah dan seluruh pengiringnya memberi hati kepada Ester (T Est D).

Ester adalah gambaran wanita yang penuh iman. Sekalipun seakan-akan tak ada yang dapat diharapkan, namun Ester tetap besar pengharapannya.

Tuhan Yesus memberkati.