Rabu, 09 Januari 2019

03.41 -

Yoh 1:35-42

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


 Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)

Penanggalan liturgi

Kamis, 4 Januari 2018: Hari Biasa Masa Natal - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 3:7-10; Mzm 98:1, 7-8, 9; Yoh 1:35-42

Minggu, 17 Januari 2021: Hari Minggu Biasa II - Tahun B/I (Hijau)
Bacaan: 1 Sam 3:3b-10, 19; Mzm 40:2, 4ab, 7-8a, 8b-9, 10; 1 Kor 6:13c-15a, 17-20; Yoh 1:35-42


Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika (1) IA MELIHAT Yesus lewat, ia BERKATA:  "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu MENDENGAR apa yang dikatakannya itu, (7) LALU mereka pergi mengikut Yesus. 

Tetapi (10) YESUS menoleh ke belakang. Ia MELIHAT, bahwa mereka mengikut Dia LALU BERKATA kepada mereka: (5) "Apakah yang kamu cari?" (2) Kata mereka kepada-Nya: (8) "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: (6) "Marilah dan kamu akan melihatnya." MEREKA pun DATANG DAN MELIHAT di mana Ia tinggal, dan hari itu MEREKA TINGGAL BERSAMA-SAMA dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. (11) Andreas mula-mula BERTEMU DENGAN Simon, saudaranya, dan ia BERKATA kepadanya: (3) "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." (9) Ia MEMBAWANYA KEPADA YESUS. 

Yesus memandang dia dan berkata: (4) "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."



Renungan


1. Jadilah misionaris

(1) Yohanes mengatakan demikian berkaitan langsung dengan tugas perutusan Yesus di dunia ini (1 Kor 5:7; Kel 12 - Ia datang untuk menebus dosa-dosa manusia).

(2) Dialog sederhana ini dibangun oleh Yesus bersama dua murid Yohanes. Pada saat itu mereka melihat tempat tinggal Yesus dan mereka pun tinggal bersama-sama dengan-Nya.

(3) Pengalaman kebersamaan ini bukanlah menjadi milik pribadi. Andreas menjadi misionaris yang mewartakan pengalaman kebersamaan mereka dengan Yesus Kristus, sang Mesias kepada sesama saudara yang lain.

Seorang misionaris adalah orang yang telah mengalami Kasih Bapa sehingga dia terdorong untuk membagikan Kasih Bapa yang ia alami kepada orang-orang yang sama sekali tidak mengenal Allah.

(4) Simon memperoleh hidup baru, oleh karena itu namanya diubah oleh Yesus menjadi Kefas, artinya Petrus.

Setelah kita merasakan kasih-Nya, marilah kita menjadi misionaris dengan berbagi waktu, bakat dan kemampuan kita untuk kebaikan sesama, terutama bagi mereka yang lemah dan miskin sehingga mereka menjadi kuat dan kaya karena kasih-Nya.


2. Apa yang kamu cari?

(5) Yesus mengajukan pertanyaan tersebut dengan maksud untuk melihat sejauh mana motivasi dan tujuan mereka dalam mengikuti-Nya.

Pertanyaan Yesus tetap relevan bagi kita saat ini untuk menemukan arti dan tujuan hidup kita. Ketika kita memilih hidup berkeluarga atau selibat, beribadah di Gereja, belajar di sekolah, hadir di tempat kerja sebagai guru, pejabat pemerintah, dokter, dst.

Apapun jawaban dan alasan yang diberikan, pada intinya kita semua sesungguhnya mencari keselamatan abadi melalui cara dan panggilan hidup kita masing-masing.

(6) Ajakan sekaligus tantangan untuk para murid, apakah mereka serius berjalan bersama-Nya. Para murid diundang untuk mengalami dan melihat secara langsung kehidupan dan karya-Nya sehingga mereka dapat mengerti karya keselamatan Allah bagi umat manusia.

Dalam karya itu, Ia akan menyatakan kuasa Allah untuk membinasakan perbuatan-perbuatan iblis yang membawa manusia kepada kuasa dosa.

Hidup di dunia ini adalah proses untuk mencari dan menemukan kehendak Allah. Inti dari kehendak Allah tidak lain ialah hidup benar sama seperti Kristus adalah benar.

Dengan hidup benar berarti kita tidak membiarkan diri kita dikuasai oleh kuasa dosa dan kegelapan, melainkan senantiasa dituntun oleh kuasa Allah sehingga dapat melakukan yang benar di hadapan-Nya.

Jadi, di atas kehendak kita, carilah lebih dahulu kehendak Allah bagi kita, karena itulah yang terbaik untuk kesuksesan kita.


3. Menemukan Kristus harus menuntun yang lain kepada-Nya

(1, 7) Yohanes Pembaptis mengajak para muridnya untuk mengenal Yesus secara pribadi. Ajakan Yohanes ditanggapi muridnya untuk pergi mengikuti Yesus dan mencari tahu lebih tentang diri Yesus. (5) Usaha mereka untuk mengenal Yesus, diketahui oleh Yesus.

(8, 6) Mereka terus bergegas mengikuti Yesus tanpa banyak pertanyaan dan tinggal bersama dengan-Nya. Di sini Yesus mau mengarahkan dan menuntun mereka untuk mengalami secara langsung hidup bersama-Nya. Tujuannya adalah agar mereka bisa mengenal secara dekat dan pribadi. Akhirnya mereka mengenal siapa Yesus dari hati ke hati. Mereka mengenal Yesus sebagai Mesias.

Kita bisa mengenal Yesus secara pribadi lewat pelbagai macam hal, yaitu: membaca dan merenungkan Kitab Suci, mendengarkan katekese tentang iman Katolik dan melalui peristiwa hidup harian yang kita alami. 

(3, 9) Mereka menceritakan dan mewartakan pengenalan mereka tentang Yesus agar orang lain pun turut mengalami dan mengenal Yesus secara pribadi dan memperoleh keselamatan.

Siapapun yang telah menemukan Kristus harus menuntun yang lain kepada-Nya. Kegembiraan yang besar tidak bisa disimpan untuk diri sendiri, Ia harus dibagikan (Paus Benediktus XVI). Jadi, jangan ragu, lemah dan lelah dalam karya pewartaan ini.

Karena tidak cukup hanya mengenal, kita pun harus mengambil bagian dalam mewartakan tentang Yesus kepada sesama seperti para murid-Nya dahulu. Harapannya: semakin banyak orang mengenal, percaya dan mengimani Yesus. 


4. Menjadi murid Kristus sejati

(1) Suatu perkenalan oleh Yohanes Pembaptis. (7) Tanggapan para murid. 

(10) Untuk mengenal Yesus harus MENGIKUTI dan TINGGAL BERSAMA DIA. Ini adalah SYARAT MUTLAK UNTUK MENJADI MURID SEJATI. Artinya, kita mau menyediakan waktu untuk datang dan tinggal dengan Yesus, Sang Guru, lewat mendengarkan sabda-Nya dengan sungguh, menyimpan dan merenungkannya dalam hati dengan sungguh, dan berani melaksanakan dalam kehidupan sehari -hari dengan sungguh pula. Dengan demikian, kita semakin mengenal, semakin memahami Dia dan tahu apa yang harus kita lakukan dan kerjakan sebagai murid-murid-Nya.

(11) Dengan mengenal Dia secara baik dan tinggal bersama-Nya, kita akan  tergerak untuk memperkenalkan-Nya kepada orang lain. Jadi, seorang murid Kristus yang sejati adalah seorang yang senantiasa digerakkan dan dikobarkan untuk menjadi saksi Yesus, Sang Guru, dalam setiap teladan perkataan dan tindakannya.