00.18 -
SP Lukas
Luk 13:1-9
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Bacaan: Ef 4:7-16; Mzm 122:1-2, 3-4a, 4b-5; Luk 13:1-9
Sabtu, 26 Oktober 2019: Hari Biasa XXIX - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Rm 8:1-11; Mzm 24:1-2, 3-4ab, 5-6; Luk 13:1-9
Sabtu, 26 Oktober 2019: Hari Biasa XXIX - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Rm 8:1-11; Mzm 24:1-2, 3-4ab, 5-6; Luk 13:1-9
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
Yesus menjawab mereka: (1) "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi (A1) jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi (A2) jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Lalu (2) Yesus mengatakan perumpamaan ini: (3) "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Lalu ia berkata kepada (4) pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada (5) pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. (B1) Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
Jawab orang itu: (B2) Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Renungan
1. Jangan menghakimi
(1) Menurut mereka, karena dosa-dosa maka mereka mengalami itu semua. Yesus tegaskan bahwa belum tentu demikian. Yesus mengajak orang-orang yang membicarakan peristiwa-peristiwa itu agar jangan sibuk melihat kesalahan-kesalahan orang lain melainkan masuk ke dalam diri dan melihat kesalahan diri sendiri lalu bertobat.
(2) Perumpamaan ini ada hubungannya yang sangat erat dengan (1). (3) Tuan yang empunya pohon ara adalah Allah. (4) Hamba Tuan itu adalah Yesus. (5) Sedangkan pohon ara adalah manusia.
Yesus membela manusia di hadapan Allah, bahkan Ia mau bekerja membantu manusia dengan daya Roh Kudus agar menghasilkan buah. Perumpamaan ini mau menjelaskan bahwa meskipun manusia penuh dengan kesalahan yang diperbuat sehingga tidak berbuah, namun Allah Tritunggal masih tetap berbelas kasih.
Seringkali kita melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri. Akibatnya kita cepat menggosipkan orang lain. Injil hari ini mengajak kita untuk masuk ke dalam melihat kesalahan diri lalu bertobat sebab Allah itu Mahabelas kasih.
2. Maksud kemurahan Allah
(A1, 2) Kematian fisik dalam dua peristiwa ini merupakan peringatan bagi semua orang akan kematian rohani yang akan dialami oleh orang-orang yang tidak mau bertobat.
(B1, 2) Maksud kemurahan Allah ialah menuntun kita kepada pertobatan (Rm 2:4). Tuhan menyediakan sarana-sarana untuk mendukung pertobatan, yaitu: Sabda Allah, Sakramen-sakramen, dan latihan rohani lainnya.