Senin, 12 November 2018

03.01 -

Yoh 2:13-22

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 9 November 2018: Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran - Tahun B / II (Putih)
Bacaan: Yeh 47:1-2, 8-9, 12; Mzm 46:2-3, 5-6, 8-9; 1 Kor 3:9b-11, 16-17; Yoh 2:13-22


Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. 

(1) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. 

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." 

Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." 

Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan (2) Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. 

Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. 


Renungan


1. Bait Allah = tubuh manusia

(1) Mengapa Yesus memporak-porandakan dagangan mereka? Karena bagi Yesus, Bait Allah adalah rumah Bapa (Mat 21:13) yang semestinya diperlakukan dengan hormat dan sepantasnya. 

(2) Yesus menunjukkan Bait Allah yang lebih mulia yakni tubuh-Nya sendiri sebab Roh Allah ada di dalam diri-Nya, bahkan Allah sendiri yang hadir di tengah-tengah mereka (Yoh 1:1, 14) melebihi bangunan Bait Allah yang diagung-agungkan oleh bangsa Israel. 

Tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Kor 6:19). Dalam hukum cinta kasih kita diajak untuk mencintai Allah dan sesama. Namun sebelum bisa mencintai Tuhan dan sesama, kita perlu mencintai diri sendiri terlebih dahulu. 

Mencintai diri sendiri dapat kita lakukan bukan hanya merawat tubuh dan menjaganya, namun memelihara tubuh dengan segala perbuatan baik serta menghindari segala kecemaran dosa yang akan merusak tubuh kita sebagai bait Roh Kudus yang telah Allah berikan dan percayakan kepada kita. 


2. Bait Allah

Tindakan Yesus membersihkan bait Allah juga merupakan tindakan profetik tentang kehendak Yesus bagi kita. Yesus selalu ingin membersihkan kita dari dosa kita dan menjadikan kita sebagai bait Roh Kudus yang hidup. Maka gereja tak lagi sekadar gedung gereja melainkan Gereja sebagai persekutuan umat Allah yang hidup.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Yesus Kristus yang melalui wafat dan kebangkitan-Nya tak hanya mendamaikan kita dengan Allah melainkan memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya dan menjadikan kita sebagai bait-Nya yang kudus. Ia menyinari budi kita dan memurnikan hati kita hingga kita layak menyembah Dia dan menikmati kehadiran-Nya selamanya.