14.58 -
SP Yohanes
Yoh 20:24-29
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 3 Juli 2018: Pesta St. Tomas, Rasul - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Ef 2:19-22; Mzm 117:1, 2; Yoh 20:24-29
Rabu, 3 Juli 2019: Pesta St. Tomas, Rasul - Tahun C/I (Merah)
Bacaan: Ef 2:19-22; Mzm 117:1, 2; Yoh 20:24-29
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi (1A) Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
(1B) Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (2) Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta St. Tomas, Rasul Yesus Kristus. Tentang hal-hal istimewa di dalam dirinya kita temukan di dalam Injil Yohanes. Apa keistimewaannya?
1. Tomas adalah pribadi pemberani, dia tidak mau membiarkan Yesus sendirian menghadapi bahaya.
Pada waktu itu para rasul sepakat untuk tidak mengijinkan Yesus kembali ke Yudea karena ada ancaman bahwa Ia akan dilempari dengan batu. Namun Yesus tetap pada pendirian-Nya untuk pergi ke Yudea. Tomas saat itu berkata kepada teman-temannya: “Ayo, mari kita pergi juga! Biarlah kita mati bersama-sama dengan Dia” (Yoh 11:16).
(2) Tomas adalah pribadi yang polos dan jujur.
Dalam Perjamuan malam terakhir,Yesus memberi wejangan-Nya bahwa Ia akan pergi menyiapkan tempat karena di rumah Bapa-Nya ada banyak tempat tinggal, kemudian Ia kembali untuk menjemput mereka supaya mereka tetap ada bersama-sama sebagai komunitas. Pada waktu itu Tomas dengan polos bertanya: “Kami tidak tahu kemana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yoh 14:5).
Kepolosan Tomas di balas oleh Yesus dengan mewahyukan Misteri Tritunggal Mahakudus. Yesus berkata: “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tak seorang pun datang kepada Bapa, tanpa melalui Aku. Kalau kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal Bapa-Ku” (Yoh14:6-7).
(3) Tomas juga merupakan pribadi yang suka meragukan sesuatu (1A).
Apa yang mau dikatakan oleh sikap ragunya Tomas kepada kita? Menurut St. Agustinus, “Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain.
Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengaku keAllahan Yesus sehingga dengan suara penuh gembira tercampur penyesalan mendalam, ia berseru: “Ya Tuhanku dan Allahku”.
Tiga sikap yang dimiliki Rasul Tomas, yakni: keberanian, kepolosan dan keraguan selalu dimiliki oleh kita yang mengakui diri percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Banyak juga menjadi penakut dan tidak berani bersaksi. Banyak orang polos tetapi kurang pengetahuan iman. Mereka mengakui dirinya sebagai orang katolik tetapi tidak berminat untuk mengetahui ajaran katolik. Banyak juga umat katolik yang ragu apakah Yesus pernah ada atau tidak ada.
Hal yang paling ditakuti saat ini adalah ateisme terselubung di dalam Gereja katolik. Orang katolik seolah-olah percaya bahwa Tuhan Yesus ada. Tomas memiliki ketiga-tiganya tetapi menyempurnakannya dengan mengakui imannya: “Ya Tuhanku dan Allahku”. Semoga pada hari ini dengan berani kita bersaksi tentang iman kita kepada Kristus, tidak hanya polos dan meragukan saja.
2. Iman yang berkualitas
Setelah para murid melihat Yesus disalib dan wafat, pengharapan mereka akan Mesias, yang akan menyelamatkan mereka dari perbudakan Romawi menjadi sirna. Mereka tinggal dalam kegelapan, keputusasaan.
Dengan menampakkan diri-Nya, Yesus mengangkat mereka dari keputusasaan serta mengembalikan iman dan pengharapan mereka akan Sang Mesias.
(1AB) Tomas adalah seorang murid yang teliti dan tidak mudah percaya sesuatu sebelum ia melihatnya sendiri. Figur Tomas mewakili semua orang yang melihat dunia ini melalui tanda dan bukti dalam mengimani keberadaan yang ilahi.
(2) Yesus mengkritik iman Tomas dengan menunjukkan kualitas iman yang jauh lebih tinggi.
Jika kita memiliki iman seperti Tomas, bertobatlah!