Minggu, 08 Juli 2018

19.16 -

Respon dalam menghadapi orang yang suka mengkritik dan mengejek



Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang selalu saja mengkritik atau mengejek apa saja yang kamu lakukan? Orang-orang seperti itu sangat menyebalkan bukan? Mereka seperti sengaja ingin membuat kita menjadi sedih, marah, dan bahkan menyimpan kepahitan. 

Tiga respon yang dapat kita berikan dalam menghadapi orang yang suka mengkritik dan mengejek:

1. Jangan memberikan respon apa-apa

Banyak yang suka bertanya kepada saya, “Apa yang harus saya lakukan kepada orang yang suka mengejek saya?” Jawaban saya kepada mereka biasanya adalah, “Diam saja, kamu tidak perlu menghiraukan orang tersebut.”

Ejekan dari orang-orang hanya dapat membuat kita menjadi sedih dan pahit hanya jika kita membiarkan ejekan-ejekan tersebut masuk ke dalam hati kita. Kita selalu memiliki pilihan, untuk menghiraukannya dan membiarkan ejekan-ejekan tersebut berbicara atas diri kita, atau tidak menghiraukannya dan lebih percaya akan apa yang Tuhan katakan atas diri kita. 

Lebih dari itu, semakin kita menghiraukan orang yang suka mengejek kita, semakin orang itu akan senang mengejek kita. Sedangkan, semakin kita tidak menghiraukan orang yang suka mengejek kita, semakin orang itu akan lelah dalam mengejek kita karena ejekan-ejekannya seperti tidak berdampak. 

“Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Ptr 2:23)

Marilah kita mencontoh Yesus yang tidak membalas ejekan-ejekan orang lain, tetapi tetap tenang dan menyerahkan segala penghakiman kepada Allah Bapa yang mengadili dengan adil.

2. Merespon dengan hati-hati

“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah” (Yakobus 1:19).

Alkitab mengajarkan kita untuk lambat dalam berbicara tetapi cepat dalam mendengar. Mengapa? Karena kebenarannya, seringkali ada sebuah cerita di balik orang yang suka mengkritik dan mengejek. Seringkali mereka mengkritik dan mengejek orang lain bukan karena apa yang ada pada orang lain tersebut, melainkan karena apa yang ada pada diri mereka sendiri.

Ada sebuah kisah dimana seorang wanita menggedor pintu gereja dengan begitu keras sambil marah-marah. Ketika salah satu pengurus gereja keluar, wanita tersebut mencaci maki pengurus gereja tersebut - dia marah dengan mengatakan bahwa puji-pujian gereja terlalu berisik sehingga mengganggu ketenangannya. 

Pada awalnya, pengurus gereja tersebut meminta maaf kepada wanita tersebut jika gereja telah mengganggu ketenangannya. Namun entah mengapa, pengurus gereja ini merasa seperti ada bisikan di hatinya yang mengatakan bahwa itu bukanlah alasan sesungguhnya mengapa wanita itu marah-marah. Oleh karena itu, dia bertanya kepada wanita tersebut: “Apa alasan sesungguhnya kamu begitu marah? Kamu bisa menceritakannya kepadaku?”

Tiba-tiba air mata mengalir dengan begitu deras dari mata wanita tersebut. Dia mengaku bahwa sebenarnya gereja itu tidak salah, melainkan dia sedang sangat frustasi karena baru saja kehilangan anggota keluarganya, sehingga dia tidak dapat mengkontrol emosinya sendiri. 

Wanita itu meminta maaf kepada pengurus gereja tersebut dan berjanji tidak akan mengganggu mereka lagi. Pengurus gereja tersebut lalu memeluk wanita itu, menenangkannya, dan mendoakannya.

Jangan langsung mengambil konklusi bahwa orang-orang yang suka mengkritik atau mengejek adalah orang-orang jahat yang tidak memiliki hidup, tetapi coba cari tau akan alasan di balik perilaku mereka. Mungkin saja ada sebuah luka yang mendorong mereka dalam melakukan apa yang mereka lakukan. Janganlah membalas kritikan dengan kritikan atau ejekan dengan ejekan, tetapi balaslah dengan kasih

3. Selidiki dirimu mungkin saja mereka benar

Ketika orang lain mengkritikmu atau mengejekmu, jangan langsung berpikir mereka salah karena telah menindasmu. Tetapi, cobalah selidiki dirimu, apakah memang benar ada hal-hal yang kurang baik yang ada pada dirimu yang dapat kamu perbaiki.

Jika ada yang mengatakan gaya rambutmu terlalu kuno, mungkin sudah saatnya kamu mengganti model rambutmu menjadi sesuatu yang lebih bagus. Jika ada yang mengatakan bahwa caramu berpacaran terlalu posesif, mungkin sudah saatnya kamu berpacaran dengan lebih sehat tanpa terlalu posesif. Jika ada yang mengatakan kamu bodoh, mungkin sudah saatnya kamu belajar dengan lebih keras dan membuktikan bahwa kamu bukanlah seorang yang bodoh.

Intinya, kamu memiliki pilihan: Untuk membiarkan kritikan masuk ke dalam hidupmu sebagai penghancur, atau membiarkan kritikan masuk ke dalam hidupmu sebagai pembangun. Kebenarannya, apa yang musuhmu gunakan untuk menghancurkanmu dapat kamu gunakan untuk keuntunganmu. Berdoalah kepada Tuhan sehingga Dia memberikanmu hikmat dalam menghadapi setiap kritikan yang datang ke arahmu.

(Sumber: @gracedepth).