Kamis, 19 Juli 2018

21.36 -

Mat 11:28-30

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi


Rabu, 12 Desember 2018: Hari Biasa Adven II - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Yes 40:25-31; Mzm 103:1-2, 3-4, 8, 10; Mat 11:28-30

Kamis, 19 Juli 2018Hari Biasa XV - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Yes 26:7-9, 12, 16-19; Mzm 102:13-14ab, 15, 16-18, 19-21; Mat 11:28-30

Kamis, 18 Juli 2019: Hari Biasa XV - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kel 3:13-20; Mzm 105:1, 5, 8-9, 24-25, 26-27; Mat 11:28-30


Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (1) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena (2) Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."


Renungan


1. Lemah lembut dan rendah hati

(2) Ucapan Yesus ini tidak bisa dipisahkan dari ajaran orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka tergolong orang-orang bijak dan pandai secara duniawi tetapi tidak mampu memahami penyataan Allah di dalam Kristus Yesus (Mat 11:25).

Ajaran mereka tentang Taurat terlalu berbelit-belit dan detail sehingga telah membuat banyak orang letih lesu dan berbeban berat (Mat 23:4). Di tengah situasi seperti inilah Yesus menawarkan sebuah pola ketaatan yang memberikan kelegaan, yaitu meniru-Nya.

Orang yang lemah lembut memiliki hati yang rela melepaskan kekuatannya dan menyerahkan orang lain untuk ditrasformasi oleh Allah melalui kelembutan dirinya.

Orang yang rendah hati memiliki hati yang sadar bahwa di balik semua kelebihan yang ia miliki, ia tetaplah orang yang miskin dan hina di hadapan Allah.

Kelemahlembutan dan rendah hati merupakan sikap dari dalam, perhiasan manusia batiniah yang tersembunyi, yang sangat berharga di mata Allah (1 Ptr 3:4). Hati yang lembut dan rendah tentu saja akan nampak dari perbuatannya (Yak 3:13).

Bagaimana kita bisa menjadi lemah lembut dan rendah hati? Semua berawal dari perjumpaan pribadi dengan Bapa melalui Kristus Yesus, ada keterlibatan Roh Kudus. Tanpa penyataan ilahi ini, kelemahlembutan dan kerendah hati yang sejati tidak akan tercipta.


2. Janji Tuhan

Hidup di dunia ini memang berat. Saat badai datang menerjang, jangan mengandalkan kekuatan diri sendiri, bisa stress lho ...

Jangan pernah mencoba berharap kepada hal-hal lain diluar Tuhan! Pada awalnya menyenangkan tetapi pada akhirnya hidup kita akan semakin terjerat oleh ketidak-pastian dan semakin menuju kehancuran.

Segeralah datang kepada Yesus karena Dia akan memberikan kelegaan dan ketenangan melalui penyertaan Roh Kudus.

Bagian yang harus kita lakukan adalah memperhatikan apa yang Tuhan perintahkan agar damai sejahtera mengalir seperti sungai yang tidak pernah kering dan kebahagiaan kita terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti (Yes 48:18).


3. Buah Roh - Kelemahlembutan dan kerendahan hati

(1) Tuhan mengundang kita untuk berserah kepada-Nya dan tidak menanggung beban sendirian. 

(2) Jika kita mempunyai buah Roh "kelemahlembutan" (Gal 5:23; KGK 1832; 1 Ptr 3:4), batin kita tidak tawar hati dalam kemalangan, karena segala sesuatu kita terima sebagai jalan Tuhan bagi tujuan-Nya yang penuh hikmat dan kasih, sehingga kita terima juga tindakan kasar dari orang lain, karena kita tahu bahwa hal-hal itu diizinkan oleh Allah demi kebaikan kita (Rm 8:28). 

Jika kita mempunyai buah Roh "kerendahan hati" (KGK 1832), maka kita akan terlindung dari segala mara bahaya, tetapi jika tidak ada kerendahan hati, maka kebajikan itu bisa berubah menjadi jerat bagi kita.