Jumat, 06 Juli 2018

07.03 -

Empati



Hanya ada satu cara anda untuk bisa menjadi empati, terus isi hati anda dengan Tuhan, jika tangki bahan bakar anda kosong, maka anda tidak akan bisa berempati sama sekali, jadi pastikan anda terus menerus dipenuhi dengan Tuhan (IHT).

(1 Ptr 3:8) Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,

Empati begitu penting sebab memenuhi dua kebutuhan terdalam kita, kebutuhan dasar untuk dipahami dan kebutuhan mendalam agar perasaan kita disetujui.

(Rm 12:15) Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis

Berempati lebih dari sekedar ucapan, melainkan turut merasakan, kita harus bersedia menangis bersama mereka yang berduka serta tertawa melihat orang yang bersukacita karena mengalami hal baik atau keberuntungan.

(Rm 12:17) Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 

Ketika tersinggung sedikit saja kebanyakan orang memendam perasaannya, bahkan mencari kesempatan untuk membalasnya, sifat dan perangai seperti ini harus kita buang jauh jauh dari hidup kita.

(Rm 12:18) Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang

Hidup itu pilihan, segala keputusan dan hasil sebenarnya tergantung diri kita sendiri, ketika melangkah sesuai dengan ketetapan Tuhan, maka segala apa yang kita peroleh selalu baik dan indah.

(Rm 12:19) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 

Jika sampai tidak kuat menahan pergumulan karena aniaya orang lain, jangan membalasnya, tetapi berserahlah pada Tuhan, sebab pembelaan Tuhan selalu datang tepat waktunya

(Rm 12:20) Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya

Tetap tabur kebaikan dalam hidup kita, maka percayalah segala yang baik pasti menjadi milik kita.

(Rm 12:21) Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! 


Filosofi orang Jepang mengenai "empati"

Hubungan antar manusia yg paling tinggi levelnya, yang terus diajarkan dari generasi ke generasi, diajarkan sejak balita dan menjadi kiblat orang Jepang adalah "Empati".

Empati atau mem-posisi-kan diri menjadi orang lain (memposisikan diri kita menjadi lawan bicara).

Kalau sedang ngomong sama orang tua, cobalah untuk menjadi orang tua yang sering "kebingungan" itu.

Sedang ngomong dengan "anak anda", maka jelmakan diri anda menjadi anak yang bandel.

Sedang ngomong ke Customer atau Downline, maka menjelmalah menjadi dia terlebih dulu.

Mau ngomong ke upline, sahabat, musuh, maka jadikanlah diri anda diri mereka terlebih dulu dan bila anda menjadi dia, "apa yang ingin Anda dengarkan?"

Kenapa dompet yang jatuh di kereta Jepang, kemungkinan besar akan balik ke pemiliknya? Karena yg menemukan langsung akan berpikir, bila uang di dompet ini saya ambil ... Jangan-jangan yang punya, tidak punya uang lagi, gajian baru bulan berikut nya, dia pasti akan bingung bayar hutang, bingung bayar listrik, bingung beli makan, nanti dia akan dimarahin istri, anak dia akan kelaparan atau dia akan mati karena perbuatan saya ini.

Ya, mereka selalu berpikir tentang Empati. Itulah makanya negaranya aman dan cepat maju karena sejak kecil sudah diajarkan Empati.

1. Yang ketahuan korupsi, bunuh diri karena malu.

2. Pejabat yang merasa gagal akan mundur, karena dia pakai kacamata rakyatnya.

3. Wanita pulang kerja malam hari terjamin keamanannya, karena para pria berpikir, gimana kalau itu adik, anak atau istri saya.

Milikilah ilmu orang Jepang.