Senin, 27 Maret 2017

Santai ... hanyut ...

Ada bahaya yang kita hadapi setiap saat, ya, saat demi saat. Bahaya santai... lengah...hanyut.... Bila kehanyutan ini mengganggu kita, mengejutkan atau menghentak kita, menarik perhatian kita, maka tentu kita akan segera waspada. 

Namun bila tak ada tanda peringatan/tanda bahaya. Kita hanyut terbawa arus secara halus dan senyap, seperti sebuah perahu terapung kemudian terhanyut oleh air pasang. 


Proses kehanyutan ini tidak kita sadari karena kita sedang terapung dalam arus yang amat besar. Arus ini ada di sekitar kita maupun di dalam diri kita (keinginan alami: suka yang gampang dan menyenangkan, hasrat kedagingan dan roh keduniawian). 

Untuk terhanyut menjauhi Kristus tidaklah perlu apapun selain menyerahkan diri kepada pengaruh naluri alami kita. Demikianlah mudahnya terhanyut mengikuti arus.

Lebarlah pintu dan luaslah jalan menuju kebinasaan (Mat 7:13).

Tak ada seorangpun yang secara kebetulan saja terhanyut mendekati Kristus. Hidup dekat dengan Kristus memerlukan kesungguhan dari kita. Sebagai pengikut Kristus, ada saat-saat di mana saudara perlu menguatkan hati agar berdiri tegak dan teguh, mempertahankan diri dari arus hanyut. 

Yesus amat menghargai kehidupan yang teguh dan memiliki arah, dan Ia amat ingin melindunginya agar tidak terhanyut, sehingga Ia menyatakan bahwa usaha paling drastis perlu dilakukan agar kita terhindar dari kehanyutan dan terlindung dengan aman. Jika tangan/kakimu menyesatkan ... (Mat 18:8-9); Berjuanglah untuk masuk ke pintu yang sesak itu! (Luk 13:24).

Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus (Ibr 2:1).

Kehidupan yang ditambatkan dengan jangkar kepada Kristus dengan iman, pengharapan dan kasih, yang secara sadar dibentuk dan terus-menerus diuji, tidaklah akan pernah hanyut.

(Sumber: Warta KPI TL No. 15/VII/2005 Santai ...Hanyut..., Trakat #74 Last Days Ministries).