Rabu, 01 Maret 2017

Hati-hati dengan kepalsuan



Ke mana ke mana ke mana kuharus mencari … Di mana di mana di mana … yang kutemui … alamat palsu …


Di zaman sekarang ini ada banyak kepalsuan, segala hal dipalsu.



Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu. Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul … akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizatmenyesatkan orang-orang pilihan juga (Mat 24:23-26; 1 Yoh 4:1)

Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! (Mat 24:4). Karena ada para nabi yang mencuri firman-Nya, mereka memakai lidahnya sewenang-wenang untuk mengutarakan firman ilahi, mereka hanya memberi harapan yang sia-sia, menubuatkan penglihatan bohong, ramalan kosong, dusta dan menyesatkan, tipu rekaan hatinya sendiri

Karena kurangnya kepekaan rohani dan ketidakmampuan menguji roh-roh maka ada banyak anak-anak Tuhan yang tanpa sadar menyukai ajaran palsu tersebut, sehingga mereka lebih menyukai Teologi Sukses daripada Teologi Salib. 

Kata mereka: “Katakanlah kepada kami hal-hal yang manis.” (Yer 23:30; 5:31; Rat 2:14; Yer 14:14; 23:16; Yes 30:10). 

Nabi-nabi palsu ini melakukan tipu hanya untuk mencari keuntungan materi (Yer 8:10; Mi 3:11)

Kepalsuan selalu hadir berdampingan dengan kebenaran. Misalnya: saudara-saudara palsu (2 Kor 11:26), Injil palsu (Gal 1:8), tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu (Mat 24:24), kebenaran palsu (Rm 10:3), gereja palsu (Why 2:9), kristus palsu (2 Tes 2:8-10).

Untuk mengetahui kepalsuan ini tidak mudah. Karena Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Pelayan-pelayannya juga menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran (2 Kor 11:14-15). 

Oleh karena itu renungkanlah firman Tuhan siang dan malam, sehingga kita bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalanan kita akan berhasil dan beruntung (Yos 1:8).

Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman (Rm 1:16-17).

Bagaimanakah kita mengetahui bahwa perkataan itu tidak difirmankan Tuhan? Apabila seorang nabi berkata demi nama Tuhan dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan Tuhan (Ul 18:21-22). 

Waspadalah terhadap nabi-nabi yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas (Mat 7:15).

Bagaimana kita mengetahui bahwa mujizat itu palsu atau tidak? Kita harus menguji dari buahnya. Jika mujizat itu berasal dari Allah, maka akan menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan (Mat 3:8) dan buah Roh (Gal 5:22-23 – kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri).

Iman adalah bahan utama dalam setiap mujizat yang dikerjakan Allah (Rm 10:17; Ibr 11:1; 1 Yoh 5:14)

Iman yang sejati hanya dapat dibangun di atas landasan firman Tuhan. Pengalaman Allah yang sejati adalah pengalaman dengan kuasa pembebasan dari dosa


Jika kamu tetap dalam firman-Ku, kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (Yoh 8:31-32).

Jadi, orang Kristen yang mengenal Allah adalah orang Kristen yang mengalami kebenaran firman yang membebaskan.


(Sumber: Warta KPI TL No.117/I/2014 » Renungan KPI TL Tgl 16 Mei 2013, Rm Hudiono, Pr).