Minggu, 26 Maret 2017

05.39 -

Akibat marah

Beberapa tahun yang lalu saya divonis sakit kanker. Ketika mendengar vonis tersebut, pengharapan saya untuk hidup hilang. 

Setelah kandungan saya diangkat, saya ada keperluan ke Malang dan saya mengikuti Misa di Tumpang. Di sanalah saya memperoleh karunia kesembuhan secara tuntas. 

Beberapa bulan terakhir ini saya ada suatu masalah kecil dengan seseorang. Karena saya merasa benar, maka saya marah dan memaki-makinya sampai puas. Tetapi yang dimaki-maki diam saja. 

Keesokan harinya saya sakit (kadar trigliserid dan kolestrol naik, sakit gigi). Ketika mengalami sakit ini, saya benar-benar ketakutan luar biasa karena teringat tugas saya yang belum selesai terhadap ketiga anak saya. 

Maka saya merefleksikan apa penyebab sakit saya ini: “Apakah pola makan saya salah? Apakah makanan yang saya makan tidak benar? Apakah obat yang saya minum tidak benar? Apa yang salah dalam hidupku, padahal setiap hari aku memohon kesehatan yang baik agar dapat menghantar ketiga anakku menjadi orang yang berguna.” 

Orang-orang marah kadar kortisol meningkat. Peningkatan ini menyebabkan tubuh menahan sodium (garam), yang memperbesar masalah tekanan darah, meningkatkan kadar trigliserid dan kolestrol, dan membuat trombosit lebih kental (Emosi Yang Mematikan, Don Colbert, M.D.)

Karena gigi saya sakit maka saya ke dokter gigi. Kata dokter gigi tersebut: “Bu Jerman, Bu Jerman harus memberikan kesaksian tentang kebaikan Tuhan. Dia telah menebus dan menyelamatkan jiwa ibu, ibu juga telah dipulihkan dari segala hal, terlebih lagi ibu sekarang telah dibawa ke jalan yang benar. Tahukan ibu, mengapa Tuhan begitu cepat menegur ibu ketika ibu melakukan kesombongan? Itu terjadi karena saya terbeban dengan jiwa ibu, maka saya mendoakan ibu setiap hari. Jadi, janganlah berdoa hanya untuk keluarga saja, tetapi berdoalah untuk sesama kita yang sedang mengalami suatu masalah tanpa menanyai masalah yang dihadapinya. Bukankah Tuhan mahatahu atas semua ciptaan-Nya?”

Sejak kejadian itu, saya sadar bahwa saya tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Dan sungguh luar biasa buahnya setelah saya berjuang mendoakan orang lain yang bermasalah, sekarang saya diberi roh kesabaran dalam menghadapi keluarga atau orang lain, terlebih lagi sekarang saya tidak malas untuk membaca Kitab Suci.

Kamu tidak berkata benar tentang Aku. Pergilah kepada hamba-Ku Ayub ... baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, hanya permintaannyalah yang akan Kuterima. Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya (Ayb 42:7-10).

(Sumber: Warta KPI TL No. 93/I/2012).