Senin, 13 Februari 2017

17.04 -

Mrk 8:14-21

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 14 Februari 2017: Pw St. Sirilius, Pertapa dan Metodius, Uskup - Tahun A/I (Putih)
Bacaan: Kej 6:5-8, 7:1-5, 10; Mzm 29;1a, 2, 3ac-4, 9b-10; Mrk 8:14-21; Ruybs.

Selasa, 13 Februari 2018: Hari Biasa VI - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Yak 1:12-18; Mzm 94:12-13a, 14-15, 18-19; Mrk 8:14-21



Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap (*) ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."

Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?

Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul."

"Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul." Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"


Renungan


1. Kerusakan moral


Ragi adalah sarana untuk merekatkan, sehingga adonan itu dapat mengembang. Orang-orang Yahudi menganggap proses pengembangan adonan yang disebabkan oleh ragi adalah semacam pengrusakan. Untuk alasan ini, ragi dikeluarkan dari rumah-rumah mereka sepanjang masa Paskah. Hukum Taurat melarang memasukkan ragi di dalam persembahan yang dibuat untuk Bait Allah.

Kristus menegur para murid karena kelambanan mereka untuk memahami arti penting dari kejadian-kejadian ajaib yang telah mereka saksikan. Di sini Ia menggunakan kata ‘ragi’ dalam perumpamaan untuk prinsip kerusakan moral. 

Ragi orang Farisi adalah kemunafikan (Luk 12:1). Mereka secara berlebihan memperhatikan hal-hal lahiriah dalam agama tetapi mengabaikan hal-hal rohani yang mendasar yang lebih penting. 

Ragi Herodes adalah haus akan kekuasaan, semangat keduniawian, yang dikuasai dengan kesenangan dan ambisi kekuasaan politik.

Oleh karenanya, marilah kita mewaspadai berbagai ajaran buruk di sekeliling kita sehingga tidak memberikan dampak negatif terhadap keimanan kita. Karena apa yang kita lihat dan dengar akan membawa pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap sikap dan prilaku kita.