Senin, 23 Januari 2017

Apa kata dunia



Ada seorang aktris muda Korea yang sangat berbakat, bernama Han Chae Won. Dia terobsesi menjadi artis yang sangat terkenal sehingga memakai bermacam cara untuk mengejar cita-citanya, salah satunya adalah mengubah nama komersilnya sampai tiga kali, harapannya dapat memperoleh keberuntungan dengan nama barunya. 

Namun obsesinya tidak tercapai sehingga dia depresi dan harus menjalani terapi. Pada saat dia menjalani terapi, ada seseorang yang mengaku sebagai manajer perusahaan hiburan yang dapat mengorbitkannya jika aktris tersebut bersedia membayar $ 80.000 US.

Pada tanggal 25 Agustus 2011, Han Chae Won ditemukan dalam keadaan gantung diri di apartemennya sendiri. Sebelum bunuh diri, dia mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat dipercaya di dunia ini; dalam sebuah homepage mini dia mengatakan: "Saya perlu untuk mencegah penyiksaan ini, saya perlu untuk mencegah menangis."

Seringkali tanpa sadar kita melakukan sesuatu mengikuti penilaian orang lain, menurut standard dunia

* yang kurus, berusaha makan banyak supaya menjadi lebih gemuk.

* yang gemuk, berusaha diet ketat yang menyiksa lambung dengan resiko tinggi.

* yang kulitnya gelap, pakai whitening cream agar kulitnya putih.

* yang kulitnya putih, berusaha berjemur di sinar matahari supaya kulitnya agak hitam dan eksotis.

* yang pesek berusaha supaya hidungnya mancung.

* yang sipit matanya memakai selotep mata dan kelopak matanya diberi eye liner agar seolah-olah ada kelopaknya.

* yang pendek, memakai sepatu hak 12 cm, padahal betisnya tersiksa.

* yang rambutnya lurus, dikriting.

* yang rambutnya kriting, direbonding.

* yang rambutnya putih, disemir hitam.

* yang rambutnya hitam, disemir warna-warni.

Ingatlah! Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, kata dunia tidak menguntungkan bagi kita, bahkan dapat membawa kita ke jalan yang salah dan menjauhkan kita dari Tuhan. Bukankah kita sangat berharga dan mulia di mata Tuhan (Yes 43:4 - kita mempunyai nilai), dan kita diciptakan untuk membawa gambar kemuliaan-Nya bagi semua orang

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia initetapi berubahlah oleh pembaharuan budimusehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhanapa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm 12:2).




Pada tanggal 11 Juli 1924, Eric Liddell berada di Paris untuk mengikuti Olimpiade, dia menunggu jadwalnya. Ternyata ... jadwal lombanya hari Minggu, lalu dia memutuskan sesuatu yang mengejutkan dunia. Dia menolak untuk lomba di arena lari 100 yard, cabang spesialisasinya. Dia memegang teguh keyakinannya untuk menguduskan hari Minggu sebagai hari Tuhan

Keputusannya mendapat kritikan tajam dari khalayak ramai. Publik menuduhnya tidak patriotik, karena menyebabkan hilangnya kesempatan Skotlandia untuk meraih medali emas.

Di bawah tekanan besar untuk mempertahankan keyakinannya, Eric menantang semua umat Kristen dengan tulisannya: "Tanyalah pada dirimu sendiri, kalau saya mengetahui sesuatu adalah kebenaran, apakah saya siap untuk melakukannya, walaupun hal tersebut bertentangan dengan keinginan saya, atau berlawanan dengan apa yang saya yakini sebelumnya. Apakah saya akan melakukannya walaupun banyak orang akan menertawakan saya, atau akan menyebabkan saya rugi secara materi, atau menyebabkan saya menderita kesusahan. Dia yang meninggikan namaku akan kutinggikan."

Penolakannya untuk lari di cabang 100 yard pada hari Minggu menunjukkan kepatuhannya kepada Tuannya di Sorga dengan risiko menerima kemarahan dari tuannya di dunia.

Keesokan harinya, salah satu pelatihnya berkata: "Aku menghormati keputusanmu. Tapi nanti ada lomba lari 400 yard, kamu harus ikut, jangan sia-siakan kesempatan ini." 

Sambil tersenyum pelatihnya menjabat tangannya sambil menyisipkan secarik kertas, bunyinya: "Siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati (1 Sam 2:30). Semoga berhasil dan selamat berjuang." 

Eric ragu-ragu karena dia tidak terbiasa lari 400 yard, tetapi kuasa Tuhan menolongnya sehingga hari itu Eric memperoleh kemenangan di lomba lari 400 yard dan memecahkan rekor. 

Baginya hidup sebagai orang Kristen adalah hidup yang bersaksi bagi kemuliaan Kristus, dalam setiap waktu dan dalam segala keadaan.

Tugas perutusan kita adalah "memberikan kesaksian" tentang kebaikan Tuhan (Kis 1:8; Why 12:11). Dan kita pun harus "menghormati Tuhan" dengan berbagai macam cara, misalnya: Sebelum duduk di bangku gereja berlutut untuk menghormati altar dan menghormati Kristus dalam Tabernakel; tidak menyepelekan "gereja lokal". 

Marilah kita mempunyai pikiran yang baru, janganlah ke gereja lokal hanya untuk mengurus surat kawin atau kematian saja. Tetapi kita harus menghidupi gereja lokal di mana kita hidup, karena tidak pernah ada seekor domba makan rumput di sini tetapi dagingnya diserahkan ke sana. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 99/VII/2012 » Renungan KPI TL tgl 7 Juni 2012, Bapak Djatmiko).