Jumat, 27 Januari 2017

Jebakan iblis



Pada hari-hari terakhir, manusia suka bertengkar, suka melawan ... mencintai dirinya sendiri. Mereka tidak sadar bahwa telah masuk dalam jebakan Iblis, tertawan, melakukan kehendak Iblis (2 Tim 3:2; 2:24-26). 

Jebakan itu melukai perasaan sehingga mereka mengalami "sakit hati", ini adalah salah satu umpannya yang paling menipu dan membahayakan.

Sebenarnya sakit hati tidaklah mematikan jika kita tetap di dalam perangkap, tetapi jika kita mengambilnya, mengkonsumsi dan memasukkan ke dalam hati kita, maka kita akan menjadi sakit hati

Biasanya Iblis membutakan mata hati kita sehingga kita hanya berfokus pada diri kita sendiri dan akhirnya kita menghasilkan banyak buah yang pahit (sakit, marah, benci, dendam, kejam, cemburu, iri hati), dan tanpa sadar kita melakukan penghinaan dan pengkhianatan.

Akibat dari sakit hati, kita menarik kesimpulan dari informasi yang tidak tepat atau informasi itu tepat tetapi kesimpulan kita menyimpang ke kiri dan ke kanan

Karena merasa tidak bersalah dan diperlakukan tidak adil maka tanpa sadar kita menghakimi sesama dan menahan sikap mengampuni yang sempurna.

Hal inilah yang menyebabkan kita melakukan pelanggaran terhadap cinta kasih terhadap sesama (Mrk 12:31; Luk 17:1 – penyesatan = pelanggaran). Pelanggaran inilah yang mengantar manusia ke dalam tawanan

Agar pelanggaran itu tersembunyi maka kita menutupi keadaan hati yang sebenarnya dan memandang diri kita sebagai korban dari ketidak adilan. Ingatlah! Sikap kita menentukan masa depan kita.

Biasanya hal ini terjadi pada orang yang dekat dengan kita (Mzm 55:13-15). 

Contoh: pasangan suami-istri, dulunya mereka adalah dua menjadi satu. Tetapi ketika harapan mereka terhadap pasangannya tidak tercapai, mereka sakit hati dan berakhir dengan perceraian. 

Adik dan kakak, dulunya mereka tumbuh bersama dan belajar saling memberi dan mencintai dalam keluarga, setelah orang tua mereka meninggal, mereka berebut warisan ... terjadi perang saudara, akhirnya tanpa sadar mereka menularkan virus kebencian kepada keturunannya.

Cara mengobati perasaan yang dilukai (Why 3:18)

Belilah emas yang telah dimurnikan dalam api

» Salah satu proses pemurnian emas dapat dilakukan lewat pembakaran dengan suhu tinggi

Prosesnya: biji emas dicampur dengan "formula fluks" (misalnya borax) lalu dipanaskan dengan suhu tinggi. Disaat emas sudah mencair, berbagai kotoran dan logam lainnya (alloy: perak, tembaga, platinum, nikel dll.) akan naik ke atas permukaan dan diikat oleh fluks, sedangkan logam emas tertinggal di dasar wadahnya karena berat. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh emas yang benar-benar murni. 

Emas murni merupakan logam transisi (trivalen dan univalen) yang sifatnya lembut, lentur, mudah ditempa dan tahan pada panas tinggi, kekerasannya berkisar antara 2,5-3 (skala Mohs). Emas sebagai salah satu logam coinage yang keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya logam yang sangat berharga.

Demikian pula dengan kehidupan kita. Ada kalanya Tuhan memurnikan hati kita dalam dapur kesengsaraan, kita harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Bukan untuk menyiksa kita, namun untuk memurnikan iman kita (Yes 48:10; 1 Ptr 1:6-7). 

Bagi orang yang lembut hatinya, mereka akan bertekun dalam menghadapi permasalahan dan pergumulan karena mereka percaya penuh pada penyertaan Tuhan dalam segala sesuatu yang dialaminya. Mereka mudah dibentuk oleh Tuhan seperti emas murni. 

Tetapi bagi orang yang tegar hatinya karena tipu daya dosa (Ibr 3:13), mereka tidak sadar telah masuk jebakan Iblis sehingga marah, benci, dendam, kejam, cemburu, iri hati, enggan memaafkan, bersungut-sungut, takut, kuatir atau bahkan menyerah pada kehidupan. Hal inilah yang menyebabkan mereka tidak dapat mendengarkan suara Tuhan

Jadi, reaksi dan tindakan dalam menghadapi permasalahan dan pergumulan hidup bisa menunjukkan tingkat keimanan seseorang.

Belilah minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat

» Kitab Suci dapat memberi hikmat kepada kita dan menuntun kita kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Ingatlah! Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3:15-16).

Kebenaran akan memerdekakan kita (Yoh 8:32) sehingga kita dapat melihat balok di mata kita dan tidak melihat selumbar di mata orang lain (Mat 7:3). 

Marilah kita bertobat dan merelakan hati kita untuk ditegor dan dihajar oleh-Nya sehingga kita benar-benar merasakan kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. 

Hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang. Jika sunguh-sungguh menjadi pelaku firmania akan berbahagia oleh perbuatannya (Yak 1:22-25).

(Sumber: Warta KPI TL No.103/XI/2012 »: Renungan KPI TL tgl 6 September 2012, Dra Yovita Baskoro, MM).