Kamis, 13 Oktober 2016

19.43 -

Kuasa perkataan


Yesus mengajarkan kepada kita untuk menyebut Bapa-Nya yang ada di sorga sebagai Bapa kita. Dengan sendirinya kitapun mewarisi kuasa yang dipunyai-Nya

Misalnya: kuasa perkataan (Kej 1 - Berfirmanlah Allah: “...”, dan jadilah demikian). 

Karena kita mewarisi kuasa daya cipta dari Tuhan, maka apa yang kita katakan sepatah kata dengan segenap hati, hal itu akan terjadi (memakai kaca mata iman - Mrk 11:23; Mat 8:8). 



Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibr 11:3).

Jika kita suka berkata-kata negatif/berkata sia-sia/bersungut-sungut, maka tanpa kita sadari, kita mengutuki diri sendiri atau orang lain (Bil 14:27-28; Mat 12:36). 

Demikian pula ketika kata-kata negatif kita dengar, janganlah kita meng-amin-i, tetapi patahkanlah kata-kata kutuk itu dengan kata-kata pembalik keadaan (kata berkat). 

Misalnya: ada orang yang berkata kepada kita: “Kelihatannya hidupmu tambah sengsara ya...”

Janganlah berkata: “Iya, saya memang sengsara kok ... karena ...” 

» Banyak orang yang meng-“amin”-kan penderitaan dan kekalahannya, lalu kemudian mereka kecewa terhadap Tuhan sehingga mereka tidak pernah siap melakukan yang Tuhan perintahkan.

Tetapi berkatalah: “Di dalam nama Tuhan Yesus, hidupku sudah ditakdirkan menjadi kepala dan bukan ekor. Tuhan yang akan menolong aku.” 

» Walaupun keadaan kita tidak seperti yang kita kehendaki, belajarlah untuk mengucapkan perkataan firman yang bertolak belakang dengan kenyataan pahit yang mungkin sedang kita hadapi sehingga kuasa perkataan firman tersebut dapat mengubah segala hal, dapat mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan ... mengubah keadaan hidup kita (Yer 1:9-10). 

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya (Ams 18:21)

Pada waktu berdoa pergunakanlah firman Tuhan, ucapkanlah ayat perlindungan dan ayat pembalik keadaan dengan mantap dan berani ... sampai terjadi kelegaan di jiwa (ada sesuatu yang terlepas, naik dan hilang lenyap). 

Jika keadaan kita sudah benar-benar berubah, baru ganti ayat perlindungan dan ayat pembalik keadaan yang lain.

* Abram berumur tujuh puluh lima tahun ketika dipanggil Allah. Tuhan berfirman kepadanya: “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; ... dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kej 12:2,4).

Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: “Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah dihadapan-Ku dengan tidak bercela ... Aku akan membuat engkau menjadi sangat banyak ... engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan Abram (bapa yang dihormati), melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa ...” 

Abraham tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” (Kej 17:1, 17). 

Iman Abraham tidak menjadi lemah, walaupun tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup (Rm 4:19

» Tuhan memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah Yang Mahakuasa dan perkasa. Karena iman, Tuhan mengucapkan perkataan membalikkan keadaan, dari bapa yang dihormati, Tuhan sempurnakan menjadi bapa sejumlah besar bangsa; dari yang sudah loyo ... akhirnya menjadi perkasa sehingga dapat memiliki seorang anak. Bahkan sesudah istrinya meninggal, dia mengambil istri lagi dan mempunyai 6 orang anak (Kej 25:2). 

* Orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Median itu. Kemudian datanglah malaikat Tuhan kepada Gideon yang sedang mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Median. 

Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berfirman: “Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” 

Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat Tuhan, lalu katanya: “Celakalah aku, Tuhanku Allahku! Sebab memang telah kulihat Malaikat Tuhan dengan berhadapan muka.” 

Tetapi berfirmanlah Tuhan kepadanya: “Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati.” Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Tuhan dan menamainya: Tuhan itu keselamatan. (Hak 6:6, 11-12, 22-23) 

» Tuhan mengucapkan perkataan membalikkan keadaan (selamatlah engkau); Gideon mengucapkan pengakuan iman yang mengubah keadaan dan membalikkan keadaan (Tuhan itu keselamatan) sehingga Gideon yang penakut menjadi pemberani mengalahkan orang Median; orang Israel yang sangat melarat ... akhirnya menikmati syalom dari Tuhan sehingga mereka selamat dan benar-benar hidup dalam berkelimpahan dan sejahtera.

Keadaan kita juga dapat diubahkan dengan membangun iman, salah satu caranya adalah berkata-kata dengan bahasa roh .

Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat (1 Kor 14:4)

Karunia bahasa roh

Di dalam pertemuan jemaat, karunia bahasa roh yang terucap tidak dapat dimengerti oleh siapapun, baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Karena Roh mengucapkan yang rahasia, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Jadi, roh yang berdoa, akal budi tidak turut berdoa.

Karunia untuk bernubuat

Di dalam pertemuan jemaat, karunia untuk bernubuat dapat membangun, menasehati dan menghibur. Karena orang yang mendengarnya akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: “Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kita.” (I Kor 14:1-25).

Marilah kita belajar dari Yl 3:9-21:

Maklumkanlah hal ini ... bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju

» Sebagai anak-anak Allah, kitapun dipanggil Tuhan untuk berperang, meskipun kita merasa bukan seorang prajurit. 

Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak

» Ada masanya Tuhan meminta kita untuk menempa mata bajak menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkas menjadi tombak.

Baiklah orang tidak berdaya berkata: “Aku ini pahlawan.”

» mengucapkan sesuatu yang akan membalikkan keadaan

Bawalah turun pahlawan-pahlawan-Mu ... Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian

» Dimasa tuaian yang begitu dahsyat dan menakjubkan (Mat 13:30), Tuhan menghendaki semua pahlawan dibawa turun. Tetapi banyak anak Tuhan yang berada di atas tidak mau turun.

Banyak orang berada di lembah penentuan

» Banyak orang yang tidak membangun benteng-benteng dengan “kuasa perkataan”, dengan gampangnya mereka meng-“amin”-kan penderitaan/kekalahannya sehingga mereka menentukan nasibnya sendiri seperti yang diucapkan/dipikirkannya. Bukankah Tuhan sudah mengangkat kita menjadi kepala dan bukan menjadi ekor? (Ul 28:13).

Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi lembah Sitim

» cara membangun pertahanan dengan kuasa perkataan. Kalau kita berkata hal-hal yang positif, maka akan menikmati bagian yang terbaik, yang telah Tuhan sediakan bagi gereja dan kita.

Jadi, barangsiapa ingin mandat dan berkat Tuhan menjadi kenyataan dalam hidupnya, harus ingat bahwa semua itu akan terjadi dengan “kuasa perkataan”

Dalam perperangan rohani kita memerlukan kebenaran yang membalikkan keadaan. Kita ucapkan dengan lantang “Ayat Perlindungan (AP)” agar ayat-ayat tersebut dapat mendarah daging dalam hidup kita. Kemudian kita ucapkan “Ayat Pembalik Keadaan (APK)”; juga boleh berdoa dengan bahasa sendiri.

Contoh: 

AP Mzm 91:1-2 - Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”

APK Mzm 91:3 - Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.

AP Yoh 10:10 - Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

APK Yeh 36:29 - Aku akan melepaskan kamu dari segala dosa kenajisanmu dan Aku akan menumbuhkan gandum serta memperbanyaknya, dan Aku tidak lagi mendatangkan kelaparan.

AP Yes 25:4 - Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik.

APK Mzm 34:5 - Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia mernjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.

AP Zef 3:12 - Umat yang rendah hati dan lemah akan mencari perlindungan pada nama Tuhan

APK 2 Tim 4:18 - Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

APK Yes 60:22 - Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, Tuhan, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya. 

Peperangan rohani secara bersama-sama 

Ada yang memimpin doa, ketika ayat-ayat perlindungan dibacakan, ada yang mengucapkan ayat pembalik keadaan.

Percayalah bahwa kita sudah diberi anugerah oleh Roh Kudus bahwa mulut kita punya kuasa dan otoritas untuk membalikkan keadaan.

Jika hal ini dilakukan dengan segenap hati (penuh iman) maka hasilnya akan dahsyat sekali. 

Hafalkan ayat perlindungan dan ayat pembalik keadaan sampai meresap di hati sehingga secara refleks keluar dari mulut kita.

Jika ada yang tidak dapat menemukan ayat perlindungan, ada juga yang membantu untuk menemukannya.

Bagi yang membantu menemukan ayat perlindungan harus bertanya kepada Roh Kudus, bukan bertanya langsung masalah apa yang sedang dihadapi orang tersebut.

(Sumber: Warta KPI TL No. 82/II/2011 » Renungan KPI TL tgl 29 Juli 2010, 5 & 12 Agustus 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).