Selasa, 06 September 2016

Suam-suam kuku



Sangat mengherankan bahwa Ia berkata: “Aku ingin kamu dingin.” Bagaimana mungkin lebih baik menjadi dingin dari pada suam-suam kuku

Alasannya:


Orang yang dingin (kehilangan rahmat) – suara hati masih dapat digerakkan untuk mengadakan perbaikan.

Orang yang suam-suam kuku - akan tidur nyenyak meskipun mereka berdosa dan tidak berpikir untuk berubah, sehingga harapan tipis bahwa mereka akan memperbaiki diri. Maka masa depan suram.

Ada dua jenis suam-suam kuku:

1. Tidak dapat dihindariakibat dari kelemahan manusia. Karena kodrat kita diperlemah oleh dosa, tidak mudah untuk menghindarinya.

Contoh: pengalihan perhatian waktu doa, obrolan yang tidak berguna, sifat ingin tahu yang tidak berguna, keinginan untuk tampil gemilang, memilih dalam hal makanan-minuman, rangsangan seksual, dll.

Bila kita menyerah pada kesalah-kesalahan ini, kita harus menyesal karena kurang menyenangkan Allah, janganlah kita merasa terlalu diganggu olehnya.

- Pikiran yang menyebabkan kita gelisah tak dapat datang dari Tuhan Sang Raja Damai, melainkan dari roh jahat cinta diri atau dari pendapat yang berlebihan tentang diri kita sendiri (St. Fransiskus dari Sales).

- Kesalahan yang dibuat tidak dengan sengaja dihapus dengan cepat oleh tindakan penyesalan atau sebuah tindakan cinta (St. Fransiskus dari Sales).

- Ekaristi sebagai penangkal yang membebaskan kita dari dosa harian (Konsili Trente).

2. Yang membuat kita lambat di jalan menuju kesempurnaan – jenis dosa ringan yang sebenarnya dapat dihindari, namun dengan sengaja dilakukan.

Contoh: berdusta dengan sengaja, mengeluh, mengutuk, saling mengolok, menyombongkan diri atau dendam, membenci, bersungut-sungut.

Dengan kesalahan itu Tuhan tidak memberikan cahaya dan pertolongan, dan menarik kembali penghiburan rohani dari kita.

Itulah sebabnya banyak orang merasa kewajiban rohani sebagai sesuatu yang menjemukan dan penuh kesulitan, lalu lalai dalam hal berdoa, dalam menerima komuni, dalam kunjungan pribadi kepada Sakramen Mahakudus, novena, dan sayang sekali bahwa kadang-kadang menyerah dalam segala hal.

- Kesalahan tersebut sebagai ulat kecil, yang baru kita rekam sesudah mereka meruntuhkan kesucian kita. Iblis dapat menggunakan hal yang kecil, yang kurang kita perhatikan untuk membuat celah yang akhirnya dapat menjadi jalan masuk bagi dosa besar. Berhati-hatilah mengenai kesalahan yang disengaja itu (St. Teresa Avila).

Apa obatnya bagi orang yang suam-suam kuku yang patut disayangkan itu?

Walaupun sulit untuk memulihkan semangat awal kita sekali kita kehilangan semangat itu, Tuhan berfirman bahwa Ia dapat melakukan apa yang tidak mungkin dengan tangan manusia. Barangsiapa berdoa dan bertindak dengan tepat akan sampai pada tujuannya dengan selamat.

Ada lima obat untuk keadaan suam-suam kuku, yaitu:

1. Hasrat akan kesempurnaan – Hasrat merupakan sayap, dengan mana kita naik dari bumi. Allah ingin setiap orang menjadi kudus di dalam status hidup masing-masing (1 Tes 4:3 - Inilah kehendak Allah: pengudusanmu).

Hasrat itu akan membantu kita untuk berjuang terus dan untuk mencapai tujuan dengan segera. Dosa-dosa kita dahulu dapat berguna bagi pengudusan kita, karena dengan mengingatnya kita dapat menjadi lebih rendah hati dan lebih berterima-kasih atas belaskasih Allah yang begitu besar pada kita meskipun seringkali kita menyakiti-Nya.

Seorang pendosa seharusnya berkata: “Saya tidak dapat berbuat apa-apa, saya pantas dibuang, tetapi saya berhubungan dengan Allah yang kebaikan-Nya tak terbatas, Dia telah berjanji untuk mendengarkan setiap orang yang berdoa. Kini saya tahu, saya dapat menjadi seorang kudus, bukan dengan kekuatan saya sendiri, melainkan karena Ia telah menyelamatkan saya dan memberikan bantuan-Nya kepada saya.” (Flp 4:13 – segala pekara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku).

- Hasrat suci membantu kekuatan alamiah kita dan membuat kesulitan-kesulitan tampak ringan/hasrat memberi kita kekuatan dan membuat kesulitan-kesulitan menjadi mudah (St. Laurensius Justianus).

2. Keteguhan hati – keputusan untuk memberikan diri secara total kepada Allah. Hasrat untuk mencapai kesempurnaan tidak cukup kalau tidak disertai kebulatan tekad untuk mencapainya. Banyak orang mempunyai hasrat saja tetapi tidak mengambil langkah pada jalan yang mengantar mereka pada Allah. Orang malas penuh dengan niat dan hasrat tetapi tidak pernah sampai pada keputusan untuk berbuat (Ams 21:25 – Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja).

- Andaikan saya seorang pertapa dan tidak tinggal di rumah ini...

- Andaikan saya dapat pergi dan tinggal di biara lain, saya akan melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh ...

- Andaikan saya menjadi istrinya akan saya bantu dia keluar dari masalahnya...

- Andaikan saya menjadi ayahnya akan ...

- Andaikan saya menjadi anaknya akan ...

Sementara itu, karena ia tidak cocok dengan teman-temannya dan tidak sanggup menerima kritik apa pun, ia akan merugikan diri dengan berbagai kekuatiran yang tak berguna, berbuat banyak kesalahan, yaitu: rakus, bersikap curiga pada semua orang, sombong, lalu mengeluh:

- Andai saya berbuat ...

- Andai kudapat ...

Hasrat yang seperti itu lebih banyak merugikan daripada berguna.

3. Meditasi

Kalau orang meninggalkan doa, maka tidak lama lagi mereka akan berhenti mencintai Yesus. Doa seumpama sebuah tungku yang di dalamnya api cinta ilahi dipelihara dan tetap berkobar. 

- Seorang yang tidak menyediakan waktu untuk berdoa akan lepas dari hubungan dengan Tuhan dan ketika setan menemukan orang yang dingin cintanya kepada Tuhan, ia tidak mempunyai kesulitan untuk membujuknya makan buah beracun (St. Katarina dari Bologna).

- Kita barangkali menganggap diri tak bercacat, tetapi cacat akan tampak dengan jelas sesudah Allah membuka mata kita di dalam doa (St. Teresa Avila).

- Seseorang yang tekun dalam doa akhirnya akan mencapai pelabuhan keselamatan, biarpun ada rintangan dan setan mencoba memasang jalannya. Sambil berdoa kita memikirkan hal-hal yang baik, kita membangun perasaan saleh dan hasrat yang besar, kita membuat keputusan yang pasti untuk menyerahkan diri kepada Tuhan dengan sempurna (St. Teresa Avila).

- Orang yang tidak bermeditasi tidak mempunyai kesadaran akan diri sendiri dan akan keterbatasannya. Doa akan mengatur afeksi dan mengarahkan kegiatan kita. Tanpa doa, afeksi dapat cepat terikat pada hal-hal duniawi dan hasilnya ialah kekacauan (St. Bernadus).

4. Komuni kudus

Sakramen yang mahaagung dan mahamulia itu adalah keselamatan jiwa dan badan, dan dapat menyembuhkan segala macam penyakit kerohanian, olehNya segala kejahatan disembuhkan, hawa nafsu dikendalikan, dan godaan dikurangi. Oleh Sakramen ini mengalirlah rahmat yang lebih banyak, ditambah dengan kebajikan yang telah dimulai, dan diperkuatlah kepercayaan serta dinyalakanlah cintakasih kita kepada Tuhan (Yoh 6:51, 57; Mat 26:26; 1 Kor 11:24).

5. Doa permohonan

Doa adalah bukti cinta Tuhan bagi kita. apa sebabnya? Apakah seseorang dapat minta bukti cinta lebih besar daripada mengatakan pada teman-temannya: “Mintalah sesuatu yang engkau inginkan daripadaku dan aku akan memberikannya kepadamu?” Itulah yang dikatakan Tuhan pada kita (Luk 11:9 - Mintalah maka akan diberikan padamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah mka pintu akan dibukakan bagimu). Doa permohonan dapat memperoleh hadiah apa saja dari Tuhan dan siapa saja yang berdoa akan mendapatkan dari Tuhan apa saja yang dimintanya. Ketika kita berdoa, Tuhan memberi kita rahmat sebelum doa kita selesai.

“Aku berdiri di muka pintu dan mengetok ...” – inilah fakta bahwa Allah yang mengambil inisiatif mencari manusia. Inilah gambaran Kristus yang mencari orang berdosa yang tidak menginginkan diriNya. Penawaran Kristus... “Aku akan masuk dan mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku (Why 3:20). 

Holman Hunt, terkenal karena lukisannya The Light of the World, ia melukis hati manusia (pintu), tanpa gagang pintu di bagian luar, sehingga pintu hanya dapat dibuka dari dalam. Setiap orang adalah tuan rumah atas hatinya sendiri; ia adalah bentengnya, ia sendiri yang harus membuka pintu gerbangnya, dan ia memiliki hak prerogatif dan hak istimewa untuk menolak membukanya, suatu hal yang menyedihkan. Orang yang menolak untuk membuka pintu hatinya adalah orang yang sama sekali buta terhadap keadaannya yang penuh berkat, ia adalah penakluk yang menyedihkan. Kristus memohon dan menawarkan, namun sama sekali tidak berguna, jika orang tidak mau membukakan pintunya.

- Kalau engkau melihat bahwa doa tidak percuma, maka boleh yakin bahwa belaskasih ilahi pun tidak akan mengecewakanmu (St. Agustinus).

- Kita selalu memperoleh rahmat, bahkan sementara kita sedang meminta. (St. Yohanes Krisostomus).

- Sepagi apa pun kalian bangun dan menaikkan doa di kapel, pada pagi hari yang dingin di pertengahan musim dingin, atau bahkan di tengah malam buta, kalian akan selalu menjumpai Allah sudah bangun sebelum kalian. Ia menantikan kalian, ya Dialah yang telah membangunkan kalian untuk mencari wajahNya (St. Bernadus).

(Sumber: Warta KPI TL No. 58/II/2009 » Suam-suam kuku, Vacare Deo edisi I/XI/2009).