Senin, 04 April 2016

19.16 -

Mrk 2:1-12

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 18 Januari 2019: Hari Biasa I - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ibr 4:1-5, 11; Mzm 78:3, 4bc, 6c-7, 8; Mrk 2:1-12

Jumat, 15 Januari 2016: Hari Biasa I - Tahun C/II (Hijau)
Bacaan: 1 Sam 8;4-7, 10-22 a; Mzm 89:16-17, 18-19; Mrk 2:1-12)


Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. 

Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya (1A) seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu (1B) mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.

Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: (2A) "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"

Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu. Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" - berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu - : "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

Dan (2B) orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."


Renungan


1. Kerjasama iman yang menyelamatkan

(1AB) Persoalan iman bukanlah masalah pribadi saja tetapi juga masalah kelompok. Andaikata hanya orang lumpuh saja yang beriman, maka teman-temannya tidak akan berusaha mencari jalan keluar.

(2AB) Bagi kita yang hidup di tengah kemajuan medis, pernyataan ini tidak sesuai dengan permasalahan. Namun untuk masyarakat saat itu, jawaban ini sungguh tepat karena dalam pikiran mereka, sakit penyakit adalah akibat hukuman Allah.

Kerjasama dalam iman sangatlah penting, untuk itu marilah kita saling mendukung sehingga terjadi pemulihan baik di dalam keluarga, komunitas maupun negara kita yang tercinta ini.

Tuhan Yesus memberkati.


2. Menyembuhkan sampai ke akar-akarnya

Orang yang tulus hati umumnya lebih peka akan dunia sekitarnya, mengetahui apa yang dibutuhkan sesamanya dan membantu mereka dengan tidak tanggung-tanggung. Hal ini membuat orang seperti ini semakin dicintai dan dirindukan oleh banyak orang.

Hati Yesus yang berbelas kasih melihat bahwa kebutuhan si lumpuh bukan hanya pada kesembuhan fisik, melainkan juga kesembuhan rohani. Jadi Yesus menyembuhkan orang sampai ke akar-akarnya.

Ketulusan Yesus dalam pelayanan-Nya menimbulkan rasa simpati dan kagum dari banyak orang. Banyak orang ingin selalu bersama Yesus, sebab bersama Yesus mereka semua mengalami rahmat penyembuhan dan pembebasan.

Beranikah kita seperti Yesus untuk tampil membantu sesama, meskipun kita dibenci orang?

Tuhan Yesus memberkati.