Senin, 04 April 2016

19.10 -

Mrk 1:29-39

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,

yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. 

(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 16 Januari 2019: Hari Biasa I - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ibr 2:14-18; Mzm 105:1-2, 3-4, 6-7, 8-9; Mrk 1:29-39

Rabu, 13 Januari 2016: Hari Biasa I - Tahun C/II (Hijau)
Bacaan: 1 Sam 3:1-10, 19-20; Mzm 40:2, 5, 7-8a, 8b-9, 10; Mrk 1:29-39


Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam


Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan (1) sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.



Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. (2) Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.


(4) Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."

(3) Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang. "Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.


Renungan



1. Menjadi berkat bagi sesama

Mengapa Yesus meninggalkan orang banyak yang mencari-Nya? Yesus tidak terbuai dengan kepopuleran-Nya dan kehebatan-Nya. Ia tahu dan sadar bahwa tugas perutusan-Nya ialah mewartakan Injil ke segala penjuru bumi.

Dengan sikap ini, Yesus mau menunjukkan bahwa Ia sungguh-sungguh setia dan konsekuen dengan tugas perutusannya.

Sebagai orang beriman, kita diundang untuk mengembangkan karunia dan karisma yang kita punyai bukan untuk mencari keuntungan diri ataupun kebanggaan diri yang berlebihan, tetapi untuk memuji dan menyembah Allah dengan menjadi berkat bagi sesama lewat pelayanan kita bagi sesama, dan bagi Tuhan di mana saja kita berada.


2. Lepas bebas

(1, 2) Setelah menyembuhkan, Yesus tentu disanjung-sanjung oleh banyak orang, nama-Nya dikenal di mana-mana. Yesus dapat saja menikmati sanjungan tersebut, tetapi Ia sadar bahwa bukan itu tujuan hidup-Nya. Sebelum terperangkap dalam situasi tersebut, Yesus sudah menyingkir terlebih dahulu (3).

(4) Ia memberikan waktu untuk berkomunikasi dengan Bapa dalam doa, untuk berkonsultasi mengenai apa yang Tuhan sungguh kehendaki terjadi dalam hidup-Nya.

Kenikmatan sesaat tidak ada artinya, bahkan dapat mengaburkan tujuan yang lebih penting. Untuk itu, perlulah bagi kita untuk menciptakan keheningan dan memohon Tuhan untuk memilihkan yang terbaik bagi kita.

Jika pilihan sudah ditentukan, cintai dan setialah pada panggilan itu. Percayalah suatu karya baik yang kita lakukan akan berbuah dan menghasilkan kepuasan batin dalam diri kita.



3. Fokus pada tugas perutusan

Banyak orang ingin agar ia mempunyai kemampuan tertentu di dalam hidupnya. Ketika sudah menjadi terkenal karena kemampuannya itu, seringkali orang lupa akan tugas pokoknya dan bahkan lupa akan misinya.

Kita juga seringkali menjadi terlena dengan apa yang kita dapat atau peroleh, kita lupa akan tugas utama kita sehingga kita kehilangan orientasi di dalam hidup kita.

(3) Yesus mau mengajak kita agar tetap fokus pada tugas pokok kita. Oleh karena itu, kita perlu pertama-tama menyadari status kita.  Kesadaran ini membuat kita tahu akan tugas-tugas kita.

Ketika kita tahu akan tugas-tugas kita, maka kita akan berfokus pada hal yang terpenting dan setia menjalankan tugas dan tanggung jawab kita dalam hidup ini.