Senin, 16 November 2015

17.50 -

Hakekat Puasa dan Pantang

Banyak orang mengira puasa itu tidak makan tidak minum. Padahal yang penting dalam puasa itu yaitu: mendekatkan diri pada Tuhan dan mencari kehendak-Nya - mengingatkan setiap kita berubah/bertumbuh secara rohani.

Masa Prapaskah adalah masa mengikuti Yesus secara radikal; masa pembaharuan diri dalam segala hal – masa otokritik, masa rahmat, masa menata hidup yang berserakan, masa padang gurun, dan masa untuk mengolah konflik batin. 

Dalam masa Prapaskah Gereja mewajibkan puasa dan pantang hanya 2 hari, yaitu: Rabu Abu (mengenang kita ini hanyalah debu) dan Jumat Agung

Banyak orang berdoa dan berpuasa tetapi suaranya tidak didengar di tempat tinggi, karena pada hari berpuasa masih tetap mengurus urusannya sendiri, masih mendesak-desak semua buruh, berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena (Yes 58:3-4).

Puasa yang dikehendaki Tuhan:

1. Allah meminta kita melakukan kasih dan berlaku sebagai kasih itu sendiri (Yoh 15:12) – membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang teraniaya, mematahkan setiap kuk, memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar, membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah (Yes 58:6-7).

2. Bisa mengampuni, bisa minta ampun dan tidak menghakimi (Mat 7:1-2); malaikat pun tidak berani menghakimi (Yud 1:9) - penghakiman hak-Ku (Ul 32:35); hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh (Yak 5:16) – yang mengampuni Tuhan tapi yang memulihkan ketika kita saling mengampuni; apabila engkau melihat orang telanjang, supaya memberi dia pakaian (Yes 58:7c) - jika ada orang yang punya dosa, jangan ditelanjangi, datangi berhadapan muka.

3. Harus membangun semangat - bangkitlah/bangunlah (Luk 7:14; Yoh 5:8); Buluh yang terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya (Mat 12:20) – jangan kita memadamkan orang yang terpuruk.

4. Tidak menyombongkan diri dan memuji diri - Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Flp 2:6).

5. Tidak munafik - orang munafik sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran (Mat 23:27).

6. Harus lemah lembut dan tegas - belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut (Mat 11:29).

7. Jangan ada dusta - Iblis adalah bapa segala dusta, tidak hidup dalam kebenaran, berkata atas kehendaknya sendiri; orang yang melakukan dusta tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga (Yoh 8:44; Why 21:27).

8. Harus mempelajari firman Tuhan, memperkatakan firman dan melakukannya, sehingga iman bertumbuh.

Kebenaran menjadi baris depanmu dan kemulian Tuhan barisan belakangmu (Yes 58:8b). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 47/III/2008; Renungan KPI TL Tgl 13 Maret 2008, dr Laurent).