Sabtu, 24 Oktober 2015

22.04 -

Wahyu dan Ilmu Pengetahuan


Antara Wahyu (pengetahuan sejati - kepercayaan dan hal-hal rohani) dan ilmu pengetahuan (cara untuk sampai kepada kebenaran - ditujukan hanya kepada hal-hal duniawi) tidak mungkin ada pertentangan, oleh karena keduanya itu berasal dari Tuhan



Pertentangan antara wahyu dan ilmu pengetahuan baru timbul apabila kita menyatakan sebagai pernyataan Tuhan apa yang bukan pernyataan Tuhan dan apabila kita menyodorkan sesuatu sebagai rasional dan ilmiah yang sebenarnya bukan berasal dari rasio itu sendiri, melainkan dari penggunaan dari rasio secara angkuh dan otonom – disebabkan karena penggunaan metode dan cara yang pseudo-ilmiah.

Tidak ada satu eksperimen atau teori yang dapat merobohkan adanya Seorang Pencipta. Kalau kita tidak menerima adanya Seorang Pencipta, kita tidak dapat menerangkan: asal mula setiap benda, asal mula gerak, asal mula peraturan dan harmoni yang nyata kelihatan di seluruh jagat dll.

Contoh:

Di bidang astronomi: Charles Fritchard

Menemukan jejek-jejak baru yang membuktikan keagungan, kekuasaan, kebijaksanaan, dan cintakasih Pencipta - segala penyelidikan modern – menemukan argumen-argumen baru untuk memegang teguh kepercayaan Kristen yang tradisionil dan sederhana.

Di bidang ilmu alam: Marconi

Ilmu pengetahuan tidak dapat menerangkan banyak masalah. Sejak manusia mulai berpikir, sejak itu ia melibatkan diri dalam masalah itu, namun masalahnya tetap tidak terjawab

Sebagai seorang katolik dan seorang cendikiawan, saya percaya akan kekuatan doa – sebuah alat tanpa kabel dapat mengirim gelombang-gelombang sampai ke pojok dunia terjauh, tetapi dalam bentuk doa roh manusiawi dapat mengirim gelombang-gelombang ke dunia abadi yang juga mencapai tujuannya di depan Tuhan.

Melalui keberhasilan yang Ia anugerahkan kepada penemuan saya - menggunakan saya sebagai alat kehendak ilahi-Nya, untuk memberi kesaksian tentang kekuasaan ilahi-Nya.

Di bidang ilmu pasti: Cerruti, rektor universitas Roma 

Sebagai seorang ilmiahwan, keyakinan saya makin kuat, bahwa agama yang kudus adalah teman setia dari pengetahuan yang benar.

(Sumber: Warta KPI TL No. 25/V/2006; Wahyu dan Ilmu Pengetahuan, Marga Bahagia, H. Embuiru).