22.26 -
*Liturgi*
Nasehat Berjaga-jaga
Memang anugerah keselamatan itu kekal/abadi, maka harus dipakai secara bertanggung jawab, agar tiket itu masih bisa berlaku.
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga (Mat 24:37-44).
Yesus memberikan empat perumpamaan (nasehat), agar kita waspada dan mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Dia:
1. Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Mat 24:45-51).
2. Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat 25:1-13).
3. Perumpamaan tentang talenta (Mat 25:14-30).
4. Perumpamaan kambing dan domba (Mat 25:31-46).
Ada dua hal yang bisa kita pelajari dari nasehat Yesus untuk berjaga-jaga:
1. Kita tidak bisa mengubah apa yang sudah dinubuatkan di dalam kotbah Yesus di akhir zaman – penderitaan, siksaan berat yang akan di alami anak-anak Tuhan dan bahkan adanya Mesias palsu.
2. Semuanya itu harus terjadi.
Pengikut Yesus yang mempunyai kerinduan untuk memahami firman Tuhan diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga – akan diberi pengertian yang berlimpah, tetapi orang yang tidak mempunyai keinginan untuk mengerti firman Tuhan segala sesuatunya disampaikan dalam perumpamaan (Mrk 4:11; Mat 13:11-12), maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33).
1. Hamba yang Setia dan Jahat
Hamba yang setia dan bijaksana diangkat tuannya untuk menjadi pengawas, memberi makan kepada hamba-hamba yang lain pada waktunya – Tuhan hanya menitipkan berkat-berkat itu pada kita (Mat 24:45-51).
Haruslah mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil ... orang Lewi, tidak mendapat bagian milik pusaka ... janganlah menegarkan hati/menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin (orang asing, anak yatim, janda), tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan ... sebab oleh karena itulah Tuhan, Allahmu akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu (Ul 14:22, 27-29; 15:17-10)
» Tuhan memanggil kita untuk menjadi saluran berkat bagi sesama, bukan untuk memuaskan hawa nafsu.
Orang yang mengumpulkan banyak, tidak berlebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya (Kel 16:17-18)
Jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan (2 Kor 8:12-14)
2. Gadis-gadis Bijaksana dan Gadis-gadis Bodoh
Hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis ... lima diantaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka ... datanglah mempelai itu ... karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya (Mat 25:1-13).
Kebijaksanaan itu adalah anugerah. Menjadi orang bijaksana dalam kehidupan ini tidak bisa secara otomatis, harus melalui berbagai-bagai pengalaman bersama Tuhan – harus masuk dalam penderitaan.
Rancangan si jahat bisa diubah oleh Allah menjadi kebaikan agar kita mampu menyucap syukur.
Ada dua karakter orang yang menderita – contoh penyamun di samping Yesus:
1. Penyamun yang baik sadar akan dosanya – menerima penderitaan dengan cinta sebagai silih atas dosa (bersyukur mendatangkan rahmat).
2. Penyamun yang tidak sadar akan dosanya – tidak bisa menerima penderitaan maka mengutuk/menghujat, lalu tewas di dalam keputus asaannya.
Jadilah minyak kelapa yang dicari setiap orang, prosesnya di uji dengan waktu dan api. Perbandingan kelapa diubah menjadi minyak kelapa = manusia lama diubah menjadi manusia baru:
Kelapa dicabut sabutnya – kita dicabut dari akar-akar dosa.
Batok kelapa harus dibelah – harus mengijinkan Roh Kudus masuk menguasai hati kita/menyerahkan hidup dituntun sepenuhnya oleh Roh Kudus. Ini tidak gampang karena kita punya kehendak bebas.
Kelapa dikerok – dengan semua peristiwa kehidupan.
Kelapa dikeluarkan airnya – dikeluarkan yang jelek-jelek dalam hidup (Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya – Ibr 12:6).
Kelapa diparut – sangat menderita.
Kelapa parut diperas – sampai habis karakter jeleknya agar dapat bisa mengerjakan karya-karya yang lain.
Diperas sampai sarinya ke luar – contoh: Yesus sampai darah-Nya tercurah.
Santan tersebut di panaskan di atas api – semakin hari penderitaan semakin berat agar hidup kita bisa berharga bagi orang lain.
Seberapa lama Tuhan mau membakarmu terserah Dia, seharusnya minyaknya tidak pernah habis.
Orang yang bijaksana mau mempergunakan waktu yang ada selama hidupnya untuk setia dan taat dalam membayar harganya dalam melakukan Firman Tuhan
» memiliki cadangan minyak yang terus bertambah dalam hidupnya sekalipun ia diuji dengan waktu dan api. Minyaknya selalu cukup sampai ia bertemu dengan mempelai laki-lakinya yaitu Yesus Kristus.
Orang yang hidup berkualitas - orang yang mampu bertahan dalam penderitaan, semakin banyak penderitaan semakin berkualitas hidupnya, karena akan bertambah cadangan minyaknya; di situlah mengalir kebijaksanaan sekalipun diuji dengan waktu dan api sampai mempelai datang.
Orang Kristen yang tidak mau bayar harga - pada waktu penderitaan datang lebih cepat marah, suka pornografi, merokok, mengeluh, putus asa dan kebiasaan buruk lainnya.
Karena itu diperlukan pasangan yang seimbang (2 Kor 6:14), agar dapat saling menajamkan (besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya - Ams 27:17).
Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat (Mat 25:14-30).
Kesalahan hamba yang malas dan jahat:
Menghakimi Allah – karena memiliki penilaian yang salah, kurang mengenal hati dan karakter Allah, lalu melakukan berdasarkan pengertiannya sendiri dan apa yang dia mau. Berhati-hatilah dalam menafsirkan setiap perintah Tuhan!
Melanggar kesepakatan (setelah dibaptis, hidup kita seharusnya memakai standard Alkitab).
4. Perumpamaan Kambing dan Domba
Perbedaan antara kambing dan domba secara karakter
hewan
KAMBING
|
DOMBA
|
Binatang yang sangat pemberontak
|
Penurut
|
Cenderung independent
|
Hidup dalam kelompok
|
Tidak memerlukan gembala
|
Tidak dapat hidup tanpa gembala
|
Suka mengikuti jalannya sendiri
|
Mendengar suara gembalanya
|
Perbedaan kambing dan domba menurut perumpamaan Yesus
(Mat 25:31-46)
KAMBING
|
DOMBA
|
Merasa berbuat sesuatu
|
Tidak merasa berbuat sesuatu
|
Merasa berjasa
|
Tidak merasa berjasa
|
Gambaran orang Kristen tidak taat
|
Taat
|
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Jangan keraskan hatimu...
(Mzm 95:7-8)
(Sumber: Warta KPI TL No. 29/IX/2006; Renungan KPI TL Tgl 13 & 27 Juli 2006, 3 Agustus 2006, Dra Yovita Baskoro, MM).