Minggu, 25 Oktober 2015

Ketika Tuhan Menguji ... Luluskah Aku?

Ada beberapa langkah yang harus kita mengerti agar kita lulus ujian:

1. Relakan apa saja yang paling kita kasihi ketika Tuhan meminta (kekayaan, nama baik, rumah tangga, anak, dll.) – melayani/mengasihi melebihi kasih kita kepada dunia.



Orang yang memiliki tapi merasa sebagai pengelolah saja akan sangat diberkati di akhir zaman; untuk tujuan ilahi – kebesaran Kerajaan Allah “Pergilah ke seluruh dunia ...” (Mat 28:19-20).


Contoh: Yesus melepaskan hak-Nya sebagai Tuhan, turun menjadi manusia yang paling hina, mengosongkan diri dan mengambil rupa sebagai hamba sama dengan manusia, itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama (Flp 2:9). 

Ujian/godaan/cobaan adalah untuk menguji motivasi dan kemurnian kita dalam menetapkan hidup ini.

2. Taat dengan perintah Tuhan - perintah Tuhan tidak selalu kita mengerti dengan akal sehat tapi harus dimengerti dengan iman dan roh yang sehat. 

Cara mengeceknya: “dari buahnya” - masalah yang paling besar apabila harus taat dengan hal-hal yang tidak disukai atau bertentangan dengan logika/keinginan/harapan.

Contoh: Abraham taat melepaskan hak dari bagiannya yang terbaik dalam hidupnya tanpa syarat/argumentasi – mempersembahkan anaknya, yakni Ishak (Kej 22:1-12); Petrus taat dengan harapan dapat berkat (Luk 5:1-6).

3. Tetap taat di tengah-tengah kesulitan dan kelelahan – harus ada kepercayaan.

Contoh: Abraham harus menyerahkan anaknya dan harus berjalan dalam kelelahan dan kesulitan selama tiga hari naik keledai.

Ketaatan adalah suatu keputusan yang harus diambil meskipun sulit dan melelahkan bagi setiap orang Kristen.

4. Ketaatan dengan tindakan yang nyata – iman harus disertai perbuatan (Yak 2:26). Ketaatan tanpa disertai tindakan yang nyata = tidak taat.

Contoh: janda yang mempunyai hutang tidak dapat membayar (2 Raj 4:1-7). Sepanjang ada bejana kosong, Tuhan tidak akan berhenti mengalirkan minyak dalam kehidupan kita. Jadi jangan bersandar pada pengertian sendiri karena rancangan Tuhan sering tidak masuk akal.

5. Melihat yang tidak kelihatan (supranatural) – iman adalah rahmat 100% yang diberikan Tuhan – iman percaya pada yang tidak kelihatan tapi juga menolak apa yang dia lihat – menolak melihat yang negatif, untuk diubahkan menjadi positif.

Contoh: Abraham tidak melihat anak domba tapi percaya Allah sediakan (Kej 22:8); Musa menyuruh kedua belas pengintai, tetapi hanya Yosua dan Kalep yang menolak apa yang dilihat (Bil 13); demikian juga Elisa (2 Raj 6). 

Banyak orang Kristen dengan fakta yang ada memberi reaksi ketakutan dan berupaya mencari jalan keluar dengan kekuatan dan kemampuan manusiawinya. 

6. Tetap taat meskipun dalam keadaan kritis – harus bayar harganya

Contoh: Pada saat Abraham mau menyembelih anaknya.

7. Memiliki rasa takut akan Tuhan – menaklukkan diri di bawah otoritas-Nya, memiliki rasa hormat yang luar biasa kepada-Nya, sehingga tidak mempermalukan Tuhan dengan perbuatan/kata-kata/sikap, selalu ingin menyenangkan-Nya – fokusnya selalu Allah.

(Sumber: Warta KPI TL No. 27/VII/2006; Renungan KPI TL tgl 15 Juni 2006, Dra Yovita Baskoro, MM).